SAMARINDA – PERAJIN Anjat dari Muara Komam, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) turut hadir memeriahkan ajang Kaltim Expo 2023. Kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ini digelar di Samarinda Convention Hall Jalan Wahid Hasyim, Sempaja, Samarinda mulai tanggal 18 hingga 22 Agustus 2023.
Anjat merupakan kerajinan tangan asli Indonesia berbahan dasar rotan. Dengan bentuk yang luwes dan lentur, rotan yang telah dibelah-belah kemudian dianyam dijadikan beragam kerajinan tangan. Mulai tas punggung, tas jinjing, dompet, dan pernak-pernik lainnya.
Salah satu peranjin anjat yang turut menghadirkan karyanya di ajang Kaltim Expo 2023 adalah Apatimah. Kepada beritaborneo.com yang menemuinya di lokasi pameran, Jumat (18/8/2023), Apatimah mengaku telah menekuni kerajinan tersebut sejak 25 tahun lalu.
“Saya asli orang Dayak Taboyan, sejak kecil sudah diajarkan tradisi anyaman rotan yang bernama anjat ini di kampung,” ucap Apatimah.
Perempuan asli Dayak ini bersama beberapa warga Muara Komam yang turut hadir menampilkan karyanya terus melestarikan tradisi tersebut dengan membawa anyaman yang setengahnya belum jadi.
“Dibawakan anyaman yang belum selesai untuk dilihatkan ke pengunjung, nanti pada pembukaan kami akan mengajak pengunjung untuk menganyak anjat ini,” katanya sambil melihatkan anyaman yang setengah jadi.
Meskipun anjat telah berkembang menjadi barang cinderamata yang sangat indah dan bernilai ekonomi tinggi, kerajinan khas suku Dayak ini sudah terbilang langka. Anjat yang sangat berguna dan unik menyimpan nilai histori dan budayanya. Keberadaannya pun mulai terpinggirkan, kerajinan asli yang sudah mulai tergeser dengan berbagai macam produk tas modern yang realitanya mudah didapatkan dibandingkan anjat.
Sebab itu, Apatimah bersama warga Muara Komam lainnya terus berupaya melestarikan salah satu warisan leluhur ini. Apalagi menurutnya, bahan untuk mengolah anjat sangat mudah didapatkan. Sementara harga jualnya jika sudah jadi berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tergantung pada besar kecilnya barang yang terbuat dari rotan itu.
“Kita membuat sesuai pesanan orang, karena harga pasarnya belum ada. Ada berupa dompet, tas selempang maupun buat berladang atau tas belanja untuk ke pasar. Ada juga gelang dan lainnya,” jelasnya.
Apatimah mengaku, perajin anjat dari Muara Komam ini baru pertama kali mengikuti acara pameran atas undangan dari Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim. “Kalau ada pameran kami perajin tidak pernah diajak sebelumnya. Hasil kerajinan kami cuma dibeli lalu dipajang. Baru kali ini diajak melihat dan mengikuti pameran seperti ini,” katanya sebagai pengalaman pertama.
Apatimah mewakili warga Muara Komam yang melestarikan kerajinan tangan tersebut, berharap untuk terus mengenalkan karya Anjat agar adanya peningkatan dalam pelestarian kerajinan tangan di desanya. Kerajinan tangan warga Kabupaten Paser tersebut dapat dilihat dan dibeli di pameran yang berlangsung mulai hari ini hingga 22 Agustus 2023 di Convention Hall Stadion Kadrie Oening Sempaja. []
Penulis: Hernanda | Penyunting : Agus P Sarjono