SAMARINDA – TUDINGAN bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berdampak pada berkurangnya lahan pertanian di wilayah tersebut, dibantah Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Kaltim Siti Farisyah Yana.
Usai menggelar jumpa pers terkait program kerja DTPH Kaltim tahun 2024 di ruang Wiek Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Jumat (16/02/2024), Yana menegaskan, lahan pertanian dan holtikultura di Kaltim tidak akan berkurang secara signifikan dengan adanya IKN.
“Saya rasa tidak ada penyusutan lahan pertanian dengan adanya IKN. Karena di kawasan IKN itu sangat minim lahan pertanian. Lahan di sana didominasi hutan produktif. Jadi tidak signifikan terhadap penyusutan lahan pertanian atau hortikultura kita,” katanya.
Jika pun ada, lanjut Yana, sawah atau lahan pertanian yang masuk ke dalam wilayah IKN jumlahnya tidak sampai ribuan hektar. Sawah tersebut kata dia, banyak terdapat di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang kini masuk ke dalam kawasan IKN.
Pihak otorita IKN sendiri terang Yana, berjanji tidak akan mengalih-fungsikan lahan persawahan itu untuk dibangun perkantoran atau pemukiman. Selama ada petani penggarapnya.
“Di IKN, sawah-sawah yang asalnya dari kita tidak sampai ribuan hektar yang masuk IKN. Memang ada dari sisi Samboja daerah darat. Tapi otorita IKN juga berkomitmen, daerah yang asalnya sawah dan ada petaninya, maka mereka tidak akan menggunakan lahan itu menjadikan bagian yang lain,” kata Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IV b ini.
Pada bagian lain, Kepala DTPH Kaltim Siti Farisyah Yana juga mengungkapkan antusiasme pasar internasional terhadap komoditas pisang. Hal itu mendorong pihaknya untuk terus memacu peningkatan produksi pisang dan pengembangannya.
Dia mengungkapkan, pemerintah juga akan mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang merupakan sentra produksi pisang. DTPH Kaltim terang Yana, tengah mencari investor untuk membangun pabrik tepung pisang di sana yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi pertanian.
“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk asosiasi petani pisang untuk merealisasikan rencana pembangunan pabrik pengolahan tepung pisang di Kutai Timur. Kami juga mendapat perusahaan asing yang siap memasarkan produk tepung pisang ke Eropa,” tutup Yana. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono