KUTAI KARTANEGARA – SETELAH diresmikan pada September 2023 lalu, Taman Titik Nol ikon baru Kota Wisata Tenggarong kini bertambah ramai dan selalu dipenuhi oleh pengunjung dan pedagang kaki lima.
Taman yang letaknya berseberangan dengan Museum Mulawarman Tenggarong itu digarap dengan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan sejumlah dunia usaha yang berkaitan.
Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, kini taman tersebut tak pernah absen dari kehadiran para pengunjung lokal maupun pendatang. Bagaimana tidak, berhadapan langsung dengan sungai Mahakam, Museum Mulawarman, dan Pasar Seni Tenggarong membuat pemandangan yang didapatkan dari taman ini menjadi semakin atraktif.
Berangkat dari hal tersebut, pedagang kaki lima pun memenuhi lokasi taman untuk berjualan. Tak hanya penyewaan mainan anak dan mainan tradisional seperti enggrang, para pedagang makanan dan minuman juga ikut berpartisipasi dalam mengaktifkan taman tersebut.
Salah satu pedagang pentol dengan rombong merah, Huda menyebutkan bahwa pihaknya baru saja sebulan berjualan di sana, namun keuntungan yang didapatkan sudah mulai terlihat.
“Baru sebulan di sini, cukup ramai dari sore sampai malam. Kami merasakan memang taman ini meskipun baru dibangun, tapi semakin ke sini semakin ramai dikunjungi, tidak kalah dengan taman lainnya yang sudah ada,” ujarnya ketika ditemui di Senin (04/02/2024) sore.
Selain menyebutkan keuntungan, Huda juga menyampaikan harapannya terkait dengan kondisi taman saat ini. “Meskipun sudah disediakan lampu, tapi ketika malam masih cukup gelap di sini. Ditambah banyak orang, jadi semoga ada penerangan tambahan,” ujarnya.
Banyaknya pengunjung yang datang ketika malam hari seringkali tidak tertib dalam menangani sampah makanan maupun minuman yang mereka hasilkan selama di sana. Hal ini terlihat dari beberapa spot berkumpul di taman yang dipenuhi sampah.
“Meskipun tidak semuanya terlihat, dan tempat sampah pun sudah disediakan, namun kami juga berharap agar ke depannya pemerintah bisa menambah tempat sampah. Ini bukan hanya untuk kebaikan kita saja, namun untuk kebaikan Kukar di mata pengunjung juga,” tuturnya.
Diketahui, Pemkab Kukar sendiri telah menyediakan beberapa tempat sampah di taman tersebut. Pun fasilitas penerangan untuk mendukung aktivitas taman, namun hal tersebut dianggap masih cukup kurang ketika malam hari tiba.
Ada beberapa lampu yang mati dan belum dihidupkan kembali, sehingga cukup memberikan kesan gelap pada taman itu, meskipun sangat ramai orang di dalamnya.
“Kami bayar Rp.150 ribu per bulan untuk listrik dan biaya kebersihan, kami harap bisa sama-sama mengoptimalkan fungsi taman ini,” tutup Huda. []
Penulis: Nistia Endah Juniar Prawita | Penyunting: Agus P Sarjono