Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
TENGGARONG – BELAKANGAN ini Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Mahakam banyak menuai kritikan publik usai menggulirkan kebijakan penyesuaian tarif baru air bersih.
Namun Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menanggapi dengan santai kritikan tersebut. Karena menurutnya, penyesuaian tarif memang harus dilakukan guna mendorong pertumbuhan dan memperbaiki pelayanan distribusi air bersih ke banyak masyarakat yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Penyesuaian tarif baru ini sangat kecil bedanya dibanding sebelumnya, apalagi sudah 10 tahun tidak terjadi perubahan tarif air bersih di Kukar,” ucapnya kepada awak media usai pelantikan sejumlah pejabat di Kantor Bupati Kukar Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong, Jumat (15/03/2024).
Perumda Tirta Mahakam sebelumnya telah menggelar sosialisasi penyesuaian tarif baru kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) pada Kamis 14 Maret kemarin. Dalam sosialisasi tersebut, Perumda menjelaskan bahwa saat ini tingkat kebocoran pada sebaran pipa distribusi air masih sangat tinggi, mencapai sekitar 38 persen.
Edi menjelaskan pihaknya akan terus mengevaluasi tanggapan masyarakat terkait permasalahan tersebut. Proses evaluasi kata dia, akan melibatkan seluruh struktur perumda, salah satunya badan pengawas.
Sementara mengenai tingkat kebocoran, menurut bupati lebih ke faktor infrastruktur pendistribusian yang sudah berumur dan adanya faktor kelalaian manusia.
Ia juga menambahkan, setiap tahunnya baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah selalu menyertakan modal ke perumda dalam bentuk aset dan bentuk pemodalan lainnya.
“Karena ada program secara nasional dari Kementerian Pekerjaan Umum, juga lokusnya di Kutai Kartanegara. Pemkab Kukar juga memiliki anggaran yang disertakan kepada Perumda Tirta Mahakam,” ungkap Edi.
“Persoalan yang dihadapi Perumda tidak semata hanya sekedar infrastruktur namun ada faktor manusianya juga,” tutupnya. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono
