SAMARINDA – BADAN Siber dan Sandi Negara (BSSN) bersama Huawei Indonesia memilih Universitas Mulawarman (Unmul) sebagai tuan rumah khusus wilayah Kalimantan dalam kegiatan seminar Bedah Buku Komunikasi Siber karya Ariandi Saputra. Kegiatan tersebut digelar di Ruang Lecture Theatre, Gedung Masjaya, Unmul Hub, Samarinda, Selasa (19/03/2024).
Hadir dalam kegiatan itu, diantaranya Rektor Unmul Abdunnur, Director–Goverment Affairs, PT Huawei Tech Investment Yenti Joman, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Nizzam dan Sekretariat Utama BSSN YB. Susilo Wibowo. Serta sekitar 100-an mahasiswa Unmul.
Sekretariat Utama BSSN YB Susilo mengatakan, kegiatan bedah buku tersebut berlandaskan pada peningkatan penggunaan media sosial belakangan ini. Dia memaparkan, pada 2021 hampir 80 persen masyarakat Indonesia mempunyai akun media sosial.
Peningkatan tersebut kata YB Susilo, tentunya banyak memberikan dampak terhadap ekonomi digital. Di mana saat ini potensinya sangat besar dalam menopang perekonomian Indonesia. Namun di sisi lain, perkembanganya yang pesat memberikan peluang besar juga terhadap tindakan kriminal di dunia maya.
“BSSN dibentuk untuk mengantisipasi serangan siber dari mana pun. Pengguna media sosial yang besar memberikan tingkat kebocoran data semakin besar juga, terutama pengguna yang suka teledor membagikan identitasnya di media sosial,” ucap Susilo.
Sementara Guru Besar Fakultas Teknik UGM Prof Nizzam menambahkan, data besaran pengguna media sosial di Indonesia saat ini sekitar 5,13 miliar lebih. Maka dari itu dia mengimbau kepada seluruh mahasiswa Unmul untuk lebih menjaga data indentitas agar tidak disebarluaskan pada media sosialnya serta menghindari beberapa kejanggalan pada aplikasi yang merupakan ciri serangan malware.
“Kita hidup di dua dunia, yaitu dunia maya dan dunia nyata. Kita harus cerdas dalam bersosial media, tetap jaga kerahasian identitas pribadi jangan disebarluaskan. Cek keamanan pada setiap aplikasi,” tuturnya.
Ariandi Saputra sang penulis sedikit mengulas pembuatan buku tersebut, menyangkut atas keresahan pesatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari–hari. Dia memotretkan permasalahan siber yang dihadapi yakni banyaknya data indentitas yang tersebar akibat kelalaian dari penggunanya sendiri. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono