TANJUNG BENOA – WALI Kota Samarinda Andi Harun hadiri 10th World Water Forum Tahun 2024 yang diselenggarakan di Tanjung Benoa, Bali, Rabu (22/5/2024).
Didaulat sebagai salah satu pembicara pada segmen “Local and Regional Authorities”, Andi Harun bersama bersama Wali Kota Konya, Turki M Ugur Ibrahim Altay membahas beberapa hal penting terkait pengelolaan dan tataguna air bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat.
“Pada forum ini banyak isu-isu penting, diantaranya adalah manajemen air. Kemudian akses terhadap sumber daya air yang berkeadilan sekaligus berkelanjutan. Juga isu lainnya adalah mitigasi krisis dan kerjasama global,” tuturnya pada kesempatan pemaparan.
Dia juga mengemukakan hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan air. Menurut Andi Harun, kebutuhan air adalah proses politik dan kebijakan pemerintah daerah. Ada pula isu korupsi dalam manajemen pengelolaan air. Begitu pula dengan isu-isu pelibatan komunitas lokal dalam masalah air.
Wali Kota Samarinda ini juga menegaskan, air sebagai kebutuhan pokok umat manusia yang paling mendasar dalam pengelolaannya diperlukan otoritas pemerintah daerah dan juga kebijakan politis. Sehingga akses masyarakat terhadapnya menjadi mudah dan terbuka.
“Kebutuhan akan akses terhadap air adalah juga merupakan hak asasi manusia yang perlu pemerintah daerah hadir bagi kebijakan pengelolaannya,” tandasnya.
Tidak kalah penting lanjut Andi Harun, adalah bagaimana perhatian terhadap laut dan sungai sebagai sumber air baku bagi banyak daerah. Bagaimana kebijakan perlindungan dan konservasinya.
“Oleh karena itu kami memiliki komitmen final, bahwa kita akan terus bekerja dan memelihara komitmen untuk memastikan akses terhadap air itu berkeadilan, transparan dan juga terus berkomitmen bahwa akses terhadap air itu adalah bagian dari pemenuhan hak asasi,” ucapnya.
Pada kesempatan lain dalam forum tersebut Andi Harun juga membawa proposal tawaran investasi untuk pembangunan infrastruktur air di wilayah Kota Samarinda dan sekitarnya dengan nilai Rp 1 triliun. Hal ini menjadi upayanya, karena sekitar 20 persen warga Kota Samarinda belum memperoleh akses terhadap air bersih.
“Saat ini warga Samarinda yang telah mendapatkan akses terhadap air bersih baru sekitar 80 persen yang berasal dari air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum, yang saat ini mempunyai 18 unit instalasi pengolahan air,” papar Andi Harun.
Dia juga berharap dengan adanya investasi ini akan juga ada transfer teknologi dalam hal pengelolaan dan layanan pemenuhan kebutuhan air bersih. []
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Agus P Sarjono