TANAH LAUT – Seorang remaja laki-laki di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), korban kekerasan, tetap menyimpan harapan untuk menjalani kehidupan seperti remaja seusianya. Remaja ini, anak bungsu dari pasangan Bambang Trijono dan Maria Ulfah, warga Desa Gunungmakmur, Kecamatan Takisung, mengalami bullying pada 24 Juli 2023 oleh tiga pelajar lainnya.
Akibat insiden tersebut, dokter menemukan kerusakan pada tulang punggung remaja tersebut, dari tulang keempat hingga kesembilan. Sejak Desember 2023, ia mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kiri, yang diduga akibat kerusakan pada tulang punggungnya.
Sejak saat itu, ia tidak mampu bangun dari tempat tidur. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit di Pelaihari dan kemudian dirujuk ke Banjarmasin, pada Maret 2024 ia mulai bisa bangun dan berjalan menggunakan tongkat.
Dalam wawancara via telepon, remaja ini menyampaikan keinginannya untuk kembali bersekolah secara normal, belajar di kelas seperti sebelumnya. Sejak kejadian pada Juli 2023, orang tuanya memindahkannya ke SMP di Kecamatan Batibati. Namun, ketika kondisi kesehatannya memburuk pada Desember lalu, ia harus belajar secara daring. Saat ini, remaja yang lahir pada 16 Juni 2011 ini masih menjalani pembelajaran jarak jauh. Meskipun belajarnya tetap lancar, ia merindukan suasana belajar di sekolah bersama teman-temannya.
Teman-temannya di SMP Kecamatan Batibati sangat mendukung dan selalu memberinya semangat. “Semuanya baik pada saya,” ungkapnya. Ia berharap segera sembuh total. Namun, kondisi tubuhnya saat ini belum memungkinkan untuk belajar secara tatap muka karena ia masih bergantung pada tongkat untuk berjalan.
“Punggung saya masih sering terasa nyeri, sakit sekali. Bangun saja harus pakai tongkat,” keluhnya. Remaja ini menceritakan bahwa pada insiden Juli 2023, ia dihempaskan ke meja dan didorong sehingga punggungnya terasa sakit dan lebam-lebam. []
Redaksi08