TAIWAN – Presiden Taiwan Lai Ching-te marah usai China mengancam akan menghukum mati para separatis pendukung kemerdekaan Taiwan. Dilansir dari Reuters, Lai mengatakan China tak punya hak untuk menghukum warga Taiwan hanya karena posisi yang mereka pegang. Menurutnya, Tiongkok tak punya hak untuk ikut campur dalam hak-hak masyarakat pulau tersebut.
“Saya ingin menekankan: demokrasi bukanlah sebuah kejahatan. Otokrasilah yang merupakan kejahatan sebenarnya,” kata Lai dalam jumpa pers di kantor kepresidenan, Senin (24/06/2024). “China sama sekali tidak berhak menjatuhkan sanksi kepada rakyat Taiwan hanya karena posisi yang mereka pegang. Terlebih lagi, China tidak punya hak untuk mengejar hak-hak rakyat Taiwan melintasi perbatasan,” lanjut Lai.
Lai berujar demikian merespons pernyataan Beijing pada Jumat (21/06/2024) yang mengancam bakal menghukum mati kelompok separatis pendukung kemerdekaan Taiwan. Sejalan dengan itu, Lai mengatakan China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan. Sejak Kamis hingga Minggu, ada 115 pesawat militer China yang terdeteksi beroperasi di dekat Taiwan.
Lai pun menekankan bahwa dirinya berminat untuk dialog dengan pemerintah China guna meluruskan ketegangan. “Jika hal ini tidak dilakukan, hubungan antara Taiwan dan Tiongkok hanya akan menjadi semakin renggang,” ucapnya.
China selama ini memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Sementara Taiwan berusaha memerdekakan diri. China pun berulang kali mengecam pemilihan presiden (pilpres) Taiwan dan menganggap mereka yang terpilih sebagai “separatis”, termasuk Lai. Seiring dengan itu, Beijing menggelar berbagai latihan perang untuk menakut-nakuti Taipei. []
Redaksi0