TURKI – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak tegas kerja sama militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Israel karena agresi pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Palestina. Turki sendiri merupakan salah satu anggota NATO yang kerap vokal merespons langkah-langkah aliansi itu karena dinilai bertentangan dengan prinsip-prinsip negara itu.
Erdogan pun menyatakan usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO bahwa Israel “telah menginjak-injak nilai fundamental blok pertahanan pimpinan AS, dikutip dari Russia Today. Terlebih, ia menegaskan kerja sama antara NATO dengan Israel sangat “tidak dapat diterima” selama Tel Aviv masih melakukan genosida di Jalur Gaza.
“Upaya kerja sama Israel di dalam NATO tidak akan disetujui Turki kecuali tercipta perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di Palestina,” tutur Erdogan dilansir dari Russia Today. Israel sendiri tetap mengikat erat kerja sama militer dengan AS meski negara Zionis itu bukan anggota NATO.
Erdogan sekali lagi menuduh Israel telah melakukan “kebiadaban” di Jalur Gaza dan menilai pemerintahan PM Netanyahu telah membahayakan rakyatnya sendiri serta kawasan sekitar melalui “kebijakan ekspansionis dan amat sembrono.”
“Saya menyerukan kepada semua anggota aliansi untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Netanyahu untuk memastikan gencatan senjata dan membuka jalur bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza yang menderita kelaparan selama sembilan bulan,” ucap Erdogan.
Sebelumnya pada Selasa (08/07/2024), Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel sengaja melancarkan misi kelaparan bagi warga Palesina. Badan itu menyebutkan bahwa angka kematian anak-anak Gaza akibat kelaparan dan malnutrisi parah semakin meningkat. Namun, perwakilan Israel di PBB dengan enteng membantah laporan badan PBB itu, bahkan menyebutnya sebagai informasi menyesatkan. []
Redaksi08