LOA KULU – PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar telah membangun dua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Tenggarong.
TPST 3R yang terhitung baru berjalan optimal selama dua bulan itu mampu mengurangi sampah organik yang biasanya langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok hingga tiga ton. Pengelolaan sampah organik tersebut dilakukan melalui proses panjang yang patut diapresiasi.
Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Loa Kulu sekaligus Koordinator TPST 3R Muhammad Fadli mengatakan, selama bulan Juni, tempat pengelolaan sampah itu berhasil mengurangi hingga tiga ton hanya dengan menjadikannya sebagai kompos.
“Dalam bulan Juni ini, kami timbang semua sampah yang masuk ke TPST, kemudian kami pisahkan yang organik dan anorganik. Sampah organik kami timbang, cacah, kemudian dijadikan kompos untuk selanjutnya dipanen dalam sebulan. Setelah kami timbang, ternyata sampai tiga ton,” ungkap Fadli menguraikan kegiatan pengolahan sampah organik tersebut, Selasa (30/07/2024).
Proses pemilahan itu kata Fadli, membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab harus memperhatikan masing-masing jenis sampah agar bisa diolah sesuai dengan kegunannya masing-masing.
Namun, dia juga menjelaskan bahwa proses tersebut bisa berjalan dengan baik karena adanya koordinasi dan kekompakan dari setiap pekerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusif dan tidak membebani satu sama lain.
Adapun jenis sampah organik yang mereka pilah adalah sisa makanan, sampah basah rumah tangga, sayur-sayuran bekas penjualan di pasar, serta rerumputan. Sampah-sampah yang mudah terurai itu menyumbang volume sampah yang cukup besar, sebab terproduksi setiap harinya di masyarakat.
Sehingga, menurut Fadli akan sangat baik jika pemanfaatan sampah organik ini lebih dioptimalkan lagi dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan kembali untuk masyarakat maupun diperjualbelikan ke depannya.
“Usaha kami ini kemudian diapresiasi oleh DLHK Kukar. Kini, Kecamatan Loa Kulu secara mandiri telah berhasil mengelola sampah sendiri tanpa harus dibuang lagi ke TPA Bekotok yang sudah overload,” jelas Fadli bersemangat.
Fadli dan anggotanya berharap ke depan, TPST 3R Loa Kulu bisa berfungsi secara penuh dan bisa memaksimalkan jenis pengolahan tiap sampah yang masuk sehingga sampah residu (yang tak terolah) bisa diminimalisir.
“Semoga ke depannya, akan ada inovasi baru dalam mengolah sampah organik dan anorganik yang masuk. Jadi tiap jenis bisa diolah dengan cara yang berbeda-beda, dantidak ada lagi sampah residu,” tutup Fadli. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono