Ketika Masyarakat Berharap, Mampukah Masitah Menjawab?

PASER – BANYAK yang kecewa dengan keputusan Partai Golkar memberikan dukungan kepada salah satu calon peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Paser tahun 2024. Pasalnya, partai berlambang pohon beringin ini dinilai menzalimi kadernya sendiri yang telah berprestasi dan memberikan pengabdian terbaiknya untuk ikut membesarkan Partai Golkar di Kabupaten Paser.

“Jelas kami kecewa, Ibu Masitah yang kami banggakan dan dekat dengan masyarakat malah ditinggalkan Golkar,” ujar Sahroni, anggota relawan Paser Hebat Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot kepada beritaborneo.com, Minggu (11/08/2024).

Bahkan Oni, demikian pemuda 30-an tahun ini akrab disapa, membeberkan, timnya bersama sejumlah simpatisan, termasuk kader Golkar yang kecewa, telah menurunkan sejumlah spanduk dan baliho yang memajang gambar wajah Masitah Assegaf bersama Ketua DPD Partai Golkar Kaltim Rudi Mas’ud.

Dia mengatakan, langkah itu diambil mengingat Partai Golkar seolah-olah tidak menghargai pengabdian dan peran Wakil Bupati Paser itu bagi kemajuan Partai Golkar di Kabupaten Paser.

“Lihat saja di pemilu lalu Partai Golkar cuma punya 5 kursi di DPRD Paser, tapi sekarang menjadi 7 kursi. Ini kan salah satunya juga karena andil beliau yang merupakan kader dan pengurus Partai Golkar,” beber dia.

Namun Oni optimis, setelah Syarifah Masitah Assegaf dan Denni Mappe mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat yang suratnya diserahkan langsung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jakarta pada Kamis (08/08/2024) malam, jargon perubahan untuk Paser Hebat bisa diwujudkan Masitah.

“Memang Paser ini butuh perubahan agar pembangunan dapat berjalan lebih merata. Tidak hanya pembangunan jalan di kota saja, tapi juga hingga ke pelosok desa. Demikian juga kesejahteraan masyarakat semoga dapat lebih meningkat,” kata Oni.

Hal senada juga diutarakan Aji Ayub, tokoh masyarakat Kabupaten Paser. Menurut mantan Ketua Lembaga Adat Paser ini, pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Paser belum menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

Dia menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Paser Tahun 2024 yang menyentuh angka Rp4 triliun. Namun dengan APBD yang besar itu, masyarakat belum merasakan hasil pembangunan yang menyentuh kepada kebutuhan dan kesejahteraan hidup masyarakat.

“Karena yang diinginkan masyarakat itu kan transparan, terutama masalah pembangunan. Artinya, selama ini pembangunan-pembangunan itu hanya ada di tempat-tempat tertentu saja, tidak merata. Terutama masalah pembangunan infrastruktur jalan,” kata dia.

Aji Ayub juga menyinggung tentang keberhasilan pembangunan yang seolah-olah dicitrakan sebagai buah dari tangan dingin Bupati Paser saat ini. Padahal kata dia, Bupati dan Wakil Bupati adalah satu paket. Artinya, jika ada kemajuan, keberhasilan maupun kegagalan pembangunan di Kabupaten Paser dalam waktu lima tahun terakhir ini, itu semua adalah buah dari kerja mereka berdua.

Tapi belakangan ini, seolah-olah diframing, keberhasilan pembangunan yang ada seakan-akan adalah buah dari kerja keras bupatinya saja. Itu yang membuat masyarakat ini kurang berkenan. Mestinya, keberhasilan maupun kegagalan, itu kan kinerja bersama,” katanya.

Kekecewaan masyarakat sambung Aji Ayub, kian bertambah begitu mengetahui bahwa sang wakil bupati ditelikung dalam perhelatan Pilkada tahun ini.

“Sebagian besar masyarakat di sini menilai, itu sudah kelewatan. Karena beliau wakil ini kan juga salah satu kader terbaik. Artinya selama ini di partai, beliau sudah banyak berbuat. Jadi tiba-tiba dengan adanya, telikungan telikungan ini tentu ada penilaian lain lagi dari warga,” bebernya.

 

Dia pun tak menampik jika kemudian Masitah maju lewat partai lain. “Memang karena desakan dari masyarakat juga. Karena beliau diminta warga harus menjadi calon, urusan kalah atau menang itu persolanan nanti. Yang penting beliau berjuang dulu menghancurkan kezaliman yang diterimanya,” tutur ayah 3 anak ini.

Terlebih lanjut Aji Ayub, masyarakat Paser khususnya mereka yang tinggal di desa-desa menginginkan ada perubahan. Baik dalam hal pembangunan, pemerataan pembangunan infrastruktur hingga kebijakan yang dibuat demi kepentingan masyarakat.

“Kalau ibu Masitah saya lihat cukup bagus. Beliau dekat dengan masyarakat, sering mendatangi masyarakat, sering turun ke desa-desa dan tidak susah untuk ditemui oleh warga. Itu juga menjadi salah satu faktor yang diinginkan masyarakat. Dan yang paling penting, beliau punya komitmen,” lugasnya. []

Penulis | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com