sumber foto: Benuanta

Berau Coal Kenalkan Produk Cokelat Khas Berau di Festival Lingkungan dan Iklim

BERAU – Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2 di Jakarta Convention Center pada 8-11 Agustus 2024 berlangsung meriah. Festival yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini merupakan kesempatan bagi unsur pemerintah, perusahaan, organisasi internasional, kementerian-lembaga, dan komunitas lingkungan untuk memamerkan inovasi-inovasinya. Total, ada 57 stan yang disediakan.

Salah satu perusahaan yang mengisi stan tersebut adalah PT Berau Coal. Dalam ajang bertema 10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas ini, perusahaan tambang batu bara di Berau itu menampilkan dua inovasi yaitu lingkungan dan sosial. Berau Coal juga aktif berpartisipasi dalam talkshow Festival LIKE 2 yang berjudul Teknologi Ramah Lingkungan Sektor Pertambangan.

Di sela-sela kunjungannya ke Festival LIKE 2, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menyambangi stan Berau Coal. Ia melihat upaya Berau Coal dalam pemulihan lingkungan pascatambang dan pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan perkebunan kakao yang berkelanjutan.

Saat membuka festival tersebut, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan tentang pentingnya keberlanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengatakan, pihaknya telah menjalankan kegiatan maupun membuat kebijakan dalam upaya perbaikan operasional lapangan atau corrective action. Hal ini dilaksanakan dengan penyelesaian masalah menggunakan inovasi penyelesaian masalah yang baru dan peningkatan kinerja.

“Kontinuitas dan konsistensi seperti ini sangat penting dalam upaya kita meyakini publik, meyakini masyarakat Indonesia, juga meyakini dunia internasional dalam kaitan isu global di aspek lingkungan dan iklim,” kata Siti kepada para hadirin.

Inovasi lingkungan yang digagas Berau Coal terdiri dari beberapa program. Satu di antaranya adalah Program Kembang Mapan atau kawasan pengembangan masa depan. Program ini merupakan sebuah kawasan hasil reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang seluas 709,9 hektare. Lahan ini telah diubah menjadi area konservasi, perkebunan, peternakan, hingga area olahraga dan edukasi.

Selain itu, PT Berau Coal juga memanfaatkan kawasan perairan bekas tambang menjadi area perikanan dan melakukan pengolahan air yang menjadikan air bekas tambang aman untuk dikonsumsi. Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal, Rudini, mengatakan, Kembang Mapan merupakan bukti nyata dari upaya perusahaan dalam melestarikan lingkungan.

“Kembang Mapan merupakan bukti nyata bahwa lahan bekas tambang dapat dipulihkan dan dimanfaatkan kembali secara optimal. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program serupa guna mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ucapnya.

Di sektor inovasi sosial, Berau Coal memiliki program dampingan di bidang perkebunan kakao. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas kakao hasil pertanian lokal. Berkat dampingan ini, produktivitas petani kakao di sekitar area tambang meningkat secara signifikan. Dulu, per hektare kebun kakao menghasilkan 0,4 ton dalam setahun. Kini, produksinya naik menjadi 0,6 ton per tahun.

PT Berau Coal mendampingi para petani kakao dari kegiatan di hulu sampai hilir. Pendampingan yang diberikan dari hulu berupa pelatihan, pemilihan bibit unggulan, serta menyediakan sarana produksi pertanian. Adapun di hilir yakni memberikan jaminan akses pasar untuk hasil panen petani. Selain itu, mendampingi UMKM dan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk menghasilkan produk turunan kakao berupa cokelat.

Dalam Festival LIKE 2, PT Berau Coal turut membawa sejumlah cokelat berbagai varian rasa dan khas Berau untuk dikenalkan kepada para pengunjung. Salah satunya adalah Cokelat Kulanta. Saat berkunjung ke stand Berau Coal, Menteri Siti Nurbaya mencicipi cokelat asal Berau itu. Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, bahkan mempromosikan Cokelat Kulanta.

Cokelat-cokelat yang dibawa Berau Coal turut dinikmati sejumlah pengunjung Festival LIKE 2. Mereka pun memberikan respons positif terhadap hidangan tersebut.

“Ini pertama kalinya saya mencoba cokelatnya Berau. Menurut saya, ini enak sekali. Apalagi yang rasa almond. Perpaduan cokelat dan almond-nya sangat pas,” kata Rizka Ariestianti, seorang pengunjung Festival LIKE 2.

“Rasa cokelatnya enak banget. Mewah rasanya. Dan tentunya rendah kalori, ya. Gokil banget, harus dicoba,” ujar Bayu, pengunjung asal Bogor.

Sementara itu, saat mengisi talkshow dalam Festival LIKE 2, General Manager System Compliance & Environment PT Berau Coal, Febriwiadi Djali, menyampaikan mengenai sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan (K3L) di PT Berau Coal. Sistem ini bernama Berau Coal Green Mining System (BeGeMS). Fungsinya memantau seluruh program pengelolaan K3 dan lingkungan.

“BeGeMS adalah sistem yang menggaet dan menstandardisasi seluruh pertambangan menuju green mining. Kami di pertambangan ada enam aspek yang menjadi pondasi yakni teknis pertambangan, keselamatan pertambangan, lingkungan hidup, standarisasi usaha jasa, konservasi batu bara, dan pemberdayaan masyarakat,” beber Djali.

Ia juga menyampaikan inovasi-inovasi teknologi yang dilakukan PT Berau Coal dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Salah satunya inovasinya adalah aplikasi terintegrasi bernama BEATS. Aplikasi ini merupakan pendukung K3L dan internal compliance di Berau Coal agar pekerjaan berjalan aman, selamat, dan ramah lingkungan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Djali menambahkan, Berau Coal juga melakukan perbaikan infrastruktur guna memperbaiki lingkungan. Salah satunya dengan melakukan reklamasi dan revegetasi. Lahan bekas tambang telah ditanami dan dimanfaatkan kembali sesuai peruntukkan dan fungsinya.

“Di darat, kami percepat revegetasi-nya. Kami juga melakukan penanaman di lahan basah. Kemudian konservasi sumber energi dari genset dan kerja sama dengan PLTU setempat serta ada beberapa kegiatan kami yang menggunakan solar panel,” katanya.

Seluruh upaya yang telah dilakukan PT Berau Coal ini sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik. Dalam peraturan tersebut, pemerintah mewajibkan setiap perusahaan tambang untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup pascaoperasi pertambangan.

Melalui program-program lingkungan dan sosial, Berau Coal berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan serta terus berkomitmen menjadi perusahaan tambang yang memiliki komitmen tinggi terhadap pengelolaan lingkungan. []

Redaksi08

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com