Erni Sulistyaningsih: Asrama SLB Negeri Tenggarong Butuh Dukungan

TENGGARONG – KEPALA Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tenggarong Erni Sulistyanigsih ungkapkan kondisi asrama sekolah yang dihadapi, terutama yang berkaitan dengan peran orang tua, kondisi siswa, serta lingkungan sekitar.

“Saya kaget juga ternyata konflik di asrama itu begitu kompleks, terutama yang melibatkan orang tua dari siswa, serta lingkungan sekitar,” ucapnya kepada beritaborneo.com di Tenggarong, Jumat (30/08/2024).

Saat ini, asrama tersebut menampung sekitar 40 siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Meskipun berada di satu tempat, pengelola sudah memisahkan area antara laki-laki dan perempuan.

Dengan hanya lima petugas asrama yang terdiri dari dua pengurus, satu petugas kebersihan, dan satu petugas keamanan, pengelolaan asrama sering kali kewalahan.

Terutama, ketika orang tua siswa menitipkan anaknya dalam kondisi sakit dan masih memerlukan perawatan serta konsumsi obat secara teratur. Hal ini menjadi tantangan bagi para pengurus asrama yang jumlahnya terbatas.

“Kadang-kadang pengurus kesulitan memberikan obat kepada anak-anak. Ditambah lagi, lingkungan asrama yang kurang terkontrol, seperti anak-anak yang sering berlarian ke sana kemari, jadi kurang nyaman untuk beristirahat,” katanya.

Selain itu, Erni juga mengungkapkan bahwa fasilitas di asrama memerlukan perbaikan, terutama untuk kamar mandi dan pencahayaan di gedung.

“Kadang lampu sering konslet, dan kamar mandi ada yang bocor sehingga airnya meluap. Untuk memperbaiki ini semua, tentu kita membutuhkan dana tambahan,” jelasnya.

Dari semua persoalan tersebut, Erni tetap merasa bersyukur mendapatkan beberapa bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Mulai dari fasilitas makan, minum, seragam, hingga buku pelajaran. Selain itu, ada juga bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk donasi seperti “Jumat Berkah”.

“Kami sangat berterima kasih kepada Dinas Sosial dan pihak-pihak lain yang sering memberikan bantuan. Alhamdulillah, ini adalah rezeki bagi anak-anak,” tambahnya.

Erni menambahkan, ke depannya pihaknya akan mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, hal ini bentuk dukungan untuk pemisahan asrama putra dan putri pada tahun 2025.

“Kami sudah mengajukan bantuan untuk dua asrama yang terpisah antara putra dan putri. Alhamdulillah, sudah ada tanggapan, dan mudah-mudahan pelaksanaannya bisa dilakukan pada tahun 2025,” harapnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, pihak sekolah berharap dukungan dari berbagai pihak dapat terus berlanjut demi kebaikan para siswa di asrama SLB Negeri Tenggarong. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com