Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
TENGGARONG – TAMAN Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Tenggarong, untuk saat ini telah menerima tiga anak berkebutuhan khusus. Oleh sebab itu, pentingnya peningkatan kompetensi para guru dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui pelatihan dan praktik langsung.
Wakil Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Irhan Husyaini menyampaikan, meskipun para guru telah sering mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas terkait, terdapat perbedaan signifikan antara teori yang didapatkan dan praktik di lapangan.
“Kalau guru sudah sering mengikuti kegiatan-kegiatan dinas secara teori tentang ABK. Tapi memang ada perbedaan ketika kita terjun langsung mempraktikkannya,” ucapnya kepada beritaborneo.com di Tenggarong, Jumat (30/08/2024).
Oleh karena itu, TK Negeri Pembina Tenggarong merencanakan program magang bagi para guru ke Sekolah Luar Biasa (SLB) agar mereka dapat memahami secara langsung cara penanganan yang tepat untuk ABK.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selama ini TK Negeri Pembina telah menerima berbagai jenis ABK, di antaranya anak dengan autisme, hiperaktif (ADHD), dan anak dengan keterlambatan berbicara.
“Untuk sementara, yang sudah kami terima umumnya adalah anak dengan autisme dan hiperaktif, karena itu yang paling sering terjadi,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menangani ABK merupakan salah prioritas, terlebih TK Negeri Pembina targerkan menjadi sekolah yang inklusi. Oleh karena itu, pihak sekolah mengirim guru-guru secara bergantian untuk mengikuti magang di SLB.
“Guru-guru kami secara bergantian mengikuti pelatihan-pelatihan tentang ABK di SLB, agar semuanya paham,” tambahnya.
Dengan langkah ini, Irhan berharap para guru di TK Negeri Pembina dapat lebih siap dan terampil dalam mendampingi dan mengajar anak-anak dengan kebutuhan khusus, sehingga mereka dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan potensinya.[]
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono
