ANKARA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu (7/9/2024) bahwa negara-negara Islam harus membentuk aliansi untuk melawan Israel. Seruan itu setelah adanya pembunuhan perempuan Turkiye-Amerika yang ikut serta dalam protes pada Jumat terhadap perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel.
“Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam,” kata Erdogan pada acara asosiasi sekolah Islam di dekat Istanbul, dikutip dari Reuters pada Minggu (08/09/2024). Ia mengatakan langkah-langkah terkini yang telah diambil Turkiye ialah meningkatkan hubungan dengan Mesir dan Suriah.
Tujuannya untuk membentuk garis solidaritas guna melawan ancaman ekspansionisme yang terus meningkat, seperti pada Lebanon dan Suriah. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pernyataan Erdogan adalah hasutan yang berbahaya.
Erdogan menjamu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Ankara minggu ini dan mereka membahas perang Gaza dan cara-cara untuk memperbaiki hubungan mereka yang telah lama membeku selama kunjungan presiden pertama dalam 12 tahun. Erdogan mengatakan pada Juli bahwa Turkiye akan menyampaikan undangan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad kapan saja.
Yakni untuk kemungkinan pembicaraan guna memulihkan hubungan antara kedua negara tetangga, yang memutuskan hubungan pada 2011 setelah pecahnya perang saudara Suriah. Sementara Militer Israel mengatakan setelah insiden hari Jumat bahwa mereka sedang menyelidiki laporan seorang warga negara asing perempuan tewas akibat tembakan yang dilepaskan di daerah tersebut.
Untuk rincian insiden dan keadaan di mana dia terkena tembakan sedang ditinjau. Tidak ada komentar langsung tentang insiden hari Jumat dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. []
Redaksi08