BALIKPAPAN – DUNIA Melayu Dunia Islam (DMDI) baru saja melangsungkan Festival Budaya Melayu pada 14-17 September 2024 di Gedung BSCC Dome, Kota Balikpapan dan dibuka langsung oleh Ketua Umum DMDI Kaltim sekaligus Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.
Kegiatan itu diramaikan berbagai jenis festival, seperti tari kreasi, hadrah, dan rebana. Selain festival, terdapat pula bakti sosial dan bazar berupa sunatan massal, santunan anak yatim, bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Ekonomi Kreatif (Ekraf), serta kuliner melayu.
Dalam sambutan di acara penutupan festival itu, Rahmad Mas’ud menyinggung, adanya acara ini merupakan gambaran dari upaya untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya leluhur sejak dulu yang dipelihara.
“Budaya melayu ialah cerminan nilai-nilai luhur seperti persaudaraan, kebersamaan, dan saling menghormati yang harus terus kita kuatkan,” ujarnya.
Sekretaris Panitia Festival Budaya Melayu DMDI Yudi Valen menyebut, pihaknya dalam agenda penutupan itu akan dilangsungkan pula pembentukan cabang DMDI di 10 kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Pembentukan itu nantinya secara tak langsung bisa mensosialisasikan tentang DMDI kepada masyarakat serta kami ingin mengangkat kembali budaya Melayu seperti Hadrah, Rebana, dan Tari Kreasi Pesisir,” jelas Yudi.
Dalam upaya memperkuat jaringan dan kolaborasi di antara masyarakat Melayu dan Islam, DMDI telah resmi membentuk kepengurusan di masing-masing daerah, sehingga Yudi berharap dapat merangkul semua lapisan masyarakat dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan positif terkait pelestarian budaya Melayu dan Islam.
Adapun kabupaten/kota termaksud meliputi Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, Paser, Penajam Paser Utara, Mahulu, dan Tarakan.
“Insya Allah dengan terbentuknya kepengurusan itu nantinya akan tersebar dan bisa dilakukan pembinaan-pembinaan dari mereka untuk para seniman-seniman Hadrah, Rebana, maupun tari kreasi di daerah yang mereka pegang,” tutup Yudi. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono