TENGGARONG – ISU kematian seorang warga yang viral di media sosial terbantahkan setelah diketahui warga yang bernama Aida (61), masih hidup dan tengah dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Parikesit, Tenggarong.
Sebelumnya beredar kabar, bahwa ada seorang warga yang meninggal akibat kemacetan di Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) saat deklarasi bakal pasangan calon (bapaslon) Dendi Suryadi dan Alif Turiadi berlangsung.
Mendapat kabar itu, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Kukar Alif Turiadi langsung bertindak cepat. Dengan rasa tanggung jawab dan besar hati, dia segera menuju RSUD AM Parikesit, Tenggarong, Sabtu (21/9/2024) malam, untuk memeriksa kondisi langsung dan meminta maaf kepada Aida serta keluarganya.
“Saya lega ketika mengetahui bahwa Ibu Aida masih dalam perawatan dan kondisinya mulai membaik,” ungkap Alif.
Aida, yang tidak menyadari dirinya sempat menjadi viral, terkejut ketika diberitahu oleh Alif bahwa namanya disebut-sebut telah meninggal di media sosial. “Saya tidak tahu sama sekali, Pak, kalau ada berita seperti itu,” ucap Aida.
Pertemuan antara Alif dan Aida berlangsung singkat namun bermakna. Setelah mengetahui identitas Alif, Aida mengenalinya sebagai tokoh dari kampung halamannya di Segihan Sebulu.
Alif pun segera meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat kemacetan saat deklarasi pasangan Dendi-Alif di Gedung Puteri Karang Melenu (PKM). Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh warga Kukar yang terkena dampak dari acara tersebut.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Alif memberikan bantuan kepada Aida dan suaminya sebagai bentuk permohonan maaf atas kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu, ia meminta pihak rumah sakit untuk memastikan pelayanan yang maksimal bagi Aida.
“Saya sudah meminta agar Ibu Aida segera diberikan ruang perawatan, namun tim medis masih melakukan observasi. Jika kondisinya memungkinkan, beliau bisa pulang, tapi jika perlu rawat inap, kamar akan disiapkan,” jelas Alif.
Di akhir kunjungannya, Alif mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi.
“Pilkada adalah ajang demokrasi, bukan perpecahan. Hindari hoaks dan kebencian. Mari bersama-sama menjaga keharmonisan,” tutupnya. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono