TENGGARONG – KABUPATEN Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil menorehkan prestasi dengan menempati peringkat kelima dalam Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) se-Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Pencapaian tersebut tidak hanya menjadi bukti komitmen daerah dalam memberdayakan perempuan, tetapi juga cerminan dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender di berbagai sektor kehidupan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar Hero Suprayitno mengatakan, prestasi itu patut diapresiasi dan menjadi kebanggaan bersama.
“Peringkat kelima di Kaltim, merupakan pencapaian penting yang menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat dalam memberdayakan perempuan, yang telah menunjukkan partisipasi aktif dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga politik,” ungkapnya kepada beritaborneo.com, Selasa (22/10/2024).
Meski pencapaian tersebut sangat membanggakan, namun DP3A Kukar tidak akan berpuas diri dan sebagai motivasi untuk terus menggenjot program-program pemberdayaan perempuan, dengan harapan peringkat Kukar bisa meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
“Kami ingin terus memperbaiki posisi kami di tingkat provinsi. Berbagai inisiatif akan terus kami lakukan, termasuk pelatihan kepemimpinan dan peningkatan akses perempuan dalam pengambilan keputusan, baik di tingkat lokal maupun regional,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan politik bagi perempuan, yang dinilai sebagai kunci untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam memilih dan menjadi pemimpin.
“Perempuan harus diberdayakan tidak hanya dalam ekonomi dan sosial, tetapi juga di ranah politik. Dengan lebih banyak perempuan yang mengambil peran dalam kepemimpinan, kita bisa mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan setara gender,” tambahnya.
Keberhasilan Kukar menempati peringkat kelima IPG ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak, capaian tersebut bisa ditingkatkan, seiring dengan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan daerah yang lebih luas. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono