WARU – PULUHAN pohon pisang ditanam warga di sepanjang jalan Desa Bangun Mulyo, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Senin (28/10/2024). Jalan itu merupakan jalan lingkungan dan menjadi akses menuju PT Waru Kaltim Plantation (WKP) di Kecamatan Waru.
Aksi warga menanan pohon pisang di sepanjang jalan di dua kelurahan dan desa tersebut merupakan bentuk ketidak-puasan warga. Pasalnya jalan warga itu sehari harinya juga dilalui kendaraan perusahaan PT WKP, seperti kendaraan pengangkut buah sawit dan kendaraan pengangkut minyak mentah milik perusahaan.
Sejauh ini warga memang berharap ada perbaikan jalan di wilayah mereka, baik dengan di aspal atau semenisasi. Namun kenyataannya, saat ini jalan sepanjang kurang lebih 17 kilometer itu belum ada perbaikan. Memang ada pengaspalan, tapi hanya sepanjang kurang lebih 1 kilometer, sedangkan ruas jalan lainnya kondisinya masih rusak.
Ketua RT 014 Kelurahan Waru Syahdin menuturkan, sebenarnya untuk perbaikan jalan Bangun Mulyo tersebut berdasarkan informasi sering mendapatkan bantuan dana dari kantor PT WK pusat di Jakarta. Bantuan itu disalurkan melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), kemudian diteruskan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU dan diserahkan ke Pemerintah Kecamatan Waru yang mengatur alokasi dana tersebut
“Terkait dana yang dimaksud ada ketidak-puasan warga, lantaran seharusnya dana sebesar Rp12,8 miliar itu terbilang memadai untuk perbaikan jalan, walaupun tidak sepenuhnya cukup menuntaskan perbaikan jalan seluruhnya. Namun sangat disayangkan sebagian dananya justru dialokasikan untuk perbaikan jembatan di Mata Air Desa Bangun Mulyo menuju Desa Sesulu,” ungkap Syahdin.
Senada disampaikan Rian salah satu warga RT 05 Kelurahan Waru. Dia menambahkan, pihak PT WKP telah mengucurkan dana sebesar Rp12,8 miliar yang seharusnya memadai untuk perbaikan jalan, karena jalan tersebut merupakan jalan poros menuju PT WKP yang dilalui kendaraan PT WKP sendiri untuk mengangkut sawit.
Lantaran kondisi jalan mengalami kerusakan 50 hingga 70 pesen jelas dia, berakibat menebarkan debu yang mengganggu kesehatan. Padahal menurut Rian di kawasan tersebut banyak terdapat anak sekolah yang berdomisili dan antar jemput.
”Jadi kita di sini bukan lagi menghirup udara berdebu, bahkan bisa dikatakan memakan debu. Ini dikhawatirkan berdampak berbagai penyakit bisa menghinggapi warga sekitar,” kata Rian.
Dirinya juga menyayangkan pemerintah setempat, baik Pemerintah Desa Bangun Mulyo maupun Pemerintah Kelurahan Waru yang telah mengalokasikan dana perbaikan jalan untuk pembangunan fasilitas lainnya di wilayah itu.
“Kami nilai kurang proporsional karena berbicara prioritas, jalan poros menuju PT WKP lah yang paling prioritas. Apalagi jalan tersebut berada di wilayah ring satu, lalulintasnya kendaraan yang berkepentingan dengan perusahaan paling banyak,” ujarnya.
Dirinya berharap kepada pihak atau dinas terkait untuk segera menangani permasalahan tersebut.
“Kami apresiasi pihak PT WKP yang telah mengucurkan dana bagi perbaikan infrastruktur yang dilintasinya, namun pengalokasiannya yang kami nilai tidak proporsional. Kami ingin perbaikan jalan dilaksanakan secara maksimal sesuai anggaran yang telah disalurkan PT WKP dan sesuai spek dan perencanaan awal,” tutupnya. []
Penulis: Subur Priono | Penyunting: Agus P Sarjono