Dinas PUPR HSU Lakukan Pengerukan Rawa, Targetkan Pemanfaatan Lahan Tidur

BANJARMASIN AMUNTAI– Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sebagian besar merupakan daerah rawa. Lahan rawa ini digunakan untuk lahan pertanian saat musim kemarau.

Namun, beberapa tahun terakhir, lahan rawa banyak yang tidak surut sehingga tidak bisa digunakan untuk bertani.

Untuk mengoptimalkan lahan rawa ini agar bisa kembali digunakan untuk lahan pertanian, Pemerintah Daerah HSU melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) HSU melakukan pengerukan aliran air di lahan rawa.

Kepala Desa Tapus Dalam Kecamatan Sungai Pandan, Sunoto mengatakan, beberapa waktu lalu sudah dilakukan pengerukan aliran air di daerah rawa di Desa Tapus Dalam.

“Pengerukan dilakukan beberapa kali namun masih belum dilanjutkan untuk di daerah perbatasan dengan Kabupaten HST,” ujarnya.

Menurut Sunoto, untuk pengerukan sebaiknya dilakukan berkelanjutan hingga ke Kabupaten HST, karena air yang tidak mengalir langsung ke HST justru akan terkumpul di Desa Tapus Dalam.

Dengan pengendalian air di daerah rawa diharapkan lahan rawa yang sudah lama tidur bisa digunakan untuk lahan pertanian.

“Lahan rawa yang tidak surut tidak bisa digunakan untuk lahan pertanian saat musim kemarau, selain itu juga adanya gulma susupan gunung yang semakin banyak jika lahan rawa tersebut tidak digunakan untuk pertanian,” ujarnya.

Fatimah, seorang warga Desa Tapus Dalam, mengatakan, mulai 2019 tidak lagi menggunakan lahan rawa yang tak jauh dari rumahnya untuk lahan pertanian karena pada saat air tidak surut, gulma semakin menyebar dan lebih banyak hingga sulit dimusnahkan.

“Padahal biasanya tanam padi di lahan rawa tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan selama satu tahun, biasanya memang tidak dijual hanya dikonsumsi sendiri,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian HSU, Haridi menyebutkan, pada 2024 target tanam adalah 14.000 hektare dan telah ditanam sudah mencapai 14.297 hektare.

“Data per 31 oktober 2024 luas lahan pertanian yang telah dipanen adalah 9.759 hektare dengan hasil produksi 50.380 ton gabah kering,” ujarnya.

Untuk 2024 target produksi padi di HSU adalah 65.815 ton gabah kering. Saat ini masih terus melakukan pendataan dan optimistis bisa memenuhi target karena masih banyak petani yang sedang proses panen.

Kabupaten HSU juga diminta untuk meningkatkan ketahanan pangan bidang pertanian. Dari Pemerintah Pusat memberikan target cetak sawah ke seluruh provinsi dan kabupaten.

HSU sendiri mendapat target 40 ribu hektare cetak sawah. Artinya, menambah luasan lahan pertanian pada lahan yang belum pernah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau diluar lahan baku sawah.

“Cukup sulit untuk memenuhi target cetak sawah sebanyak 40 ribu hektare mengingat di Kabupaten HSU sebagian besar merupakan daerah rawa lebak yang debit airnya cukup dalam meskipun musim kemarau. Dengan adanya pengerukan lahan rawa ini diharpkan lahan rawa yang bisa difungsikan sebagai lahan pertnian dimusim kemarau menjaadi bertambah,” ujarnya.

Daerah yang masih memiliki peluang untuk dijadikan cetak sawah yaitu di Kecamatan Babirik seluas 1.600 hektare. “Lahan ini bukan kawasan hutan dan tersedia petani untuk menjalankan program cetak sawah tersebut,” ujarnya. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati[]

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com