JAKARTA – Tamat sudah petualangan Jenny Sawolino sebagai dokter kecantikan abal-abal alias palsu bertarif mahal.
Perempuan 34 tahun itu diringkus petugas Polres Metro Jakarta Selatan saat sedang melayani klien di toilet salah satu pusat perbelanjaan (mal). Sekali praktik, Jenny yang cuma lulusan SMA tersebut mematok tarif Rp 6 juta.
Para klien Jenny biasanya ingin memperbesar payudara, memasang benang di wajah, mengencangkan alat kelamin, hingga memperbesar pantat. Karena Jenny bukan ahli yang sebenarnya, sejumlah klien menjadi korban. Sedikitnya, ada lima korban yang harus dirawat di rumah sakit. Sebab, setelah disuntik, mereka merasakan mual. Lalu, bagian tubuh tertentu mengeras dan mengeluarkan nanah.
Akibatnya, biaya yang dikeluarkan sejumlah klien dokter gadungan itu membengkak. Bahkan, ada korban yang habis Rp 100 juta. ’’Ada yang terkena sakit liver, hepatitis, ginjal, dan hati bocor,’’ kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombespol Wahyu Hadiningrat Selasa (19/5).
Menurut Wahyu, pelaku membuka praktik sejak 2013. Jenny bekerja sendirian dan tidak memiliki tempat atau klinik. Dalam menjalankan usahanya, pelaku mendatangi tempat klien atau membikin janji untuk bertemu di tempat tertentu.
Korbannya mengetahui jasa Jenny dari mulut ke mulut. ’’Praktik pelaku tidak punya izin. Pelaku juga tidak memiliki latar belakang ilmu kedokteran,’’ jelas Wahyu.
Saat berpraktik, lanjut dia, Jenny menyuntikkan vitamin E dan bahan silikon ke wajah atau bagian tubuh lain korban. Bahan-bahan tersebut dibeli pelaku dari sebuah toko obat di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Agar wajah lebih kencang dan terlihat lebih mudah, misalnya, Jenny sengaja menyuntikkan bahan tertentu ke muka klien.
“Tapi, bukan bentuk wajah atau tubuh ideal yang didapat. Muka korban bernanah, keluar darah, gatal-gatal,’’ ungkap Wahyu. [] JP