BALIKPAPAN – Di tengah kesibukannya sebagai Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan Kalimantan timur atau lebih dikenal dengan sebutan “Yapenti DWK”, Rendi Susiswo Ismail berkesempatan bertemu dengan tim redaksi Beritaborneo.com dan menyampaikan banyak hal tentang kenikmatan beribadah di bulan puasa.
Sebagaimana diketahui masyarakat Kalimantan Timur khususnyaa di Kota Balikpapan bahwa beliau juga sangat dikenal sebagai salah seorang tokoh politik, hingga beliau pernah menjadi ketua Komisi Pemilihan Umum kota Balikpapan.
Saat ditanya soal keinginan masyarakat untuk mengusung dirinya dalam pilkada kota Balikpapan yang akan dilakukan serentak pada 9 Desember 2015 nanti, Rendi hanya menjawab santai.
“Demi kepentingan yang lebih besar lagi, saya saat ini harus menahan Syawat politiknya, setidaknya hinga 5 tahun kedepan, karena harus mengembangkan dan memajukan Universita Balikpapan hingga mencapai pada target pencapaian keberhasilan tertentu,” kata Rendi.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, soal target apa yang dimaksud, Ketua Kadin Balikpapan ini dengan serius dan lugas menyampaikan bahwa, Universitas Balikpapan atau yag lebih dikenal dengan sebutan Uniba, di tengah kepemimpinannya telah berhasil memiliki 14 jurusan perkuliahan, ditargetkan dalam era kepemimpinannya akan mampu menjadikan setidaknya 10 jurusan memiliki akreditasi A dan atau B.
Sebagaimana di sampaikan bahwa hal tersebut sangat mungkin, dimana menjadi alumni Uniba saat ini bukan merupakan sesuatu yang harus disembunyikan, tetapi menjadi suatu kebanggaan, karena saat ini lulusan Uniba banyak dicari banyak pihak untuk didedikasikan bagi kemajuan perusahaan mereka.
Salah satu contohkan bahwa Jurusan termuda dan hanya ada 2 di Indonesia yaitu jurusan K3, dimana mahasiswa Uniba yang telah berada di semester 5 hingga 7 banyak diminta untk dapat bekerja di perusahaan nasional bahkan perusahaan asing yang membutuhkan skill keilmuan tentang Kesehatan dan keselamatan kerja. Sangat objektif bila hal tersebut dapat dilihat dari antusias pada pendaftaran mahasiswa baru tahun ini, dimana untuk jurusan K3 telah mencatat lebih dari 600 calon mahasiswa baru, sementara jumlah kursi yang tersedia hanya 120 kursi, sehingga pihak kampus harus melakukan seleksi dengan sangat ketat sesuai aturan yang ada.
Hingga saat ini secara umum tahun akademik berjalan telah mencatat setidakya 1 berbandng 4 bagi mahasiswa baru hendak masuk menjadi mahasiswa Uniba, hal ini menjadikan kebanggan tersendiri, dimana mengartikan bahwa uniba dimata masyarakat Balikpapan, umunya Kalimantan Timur dan mereka yang hijrah ke Balikpapan, bahwa Uniba masuk dalam daftar universitas yang difavoritkan, karena kebanggan tersendiri menimbah ilmu di Uniba dan tercatat menjadi Alumni Universitas Balikpapan ini.
Ketika ditanya soal rencana peningkatan status Uniba untuk menjadi universitas Negeri di Balikpapan, Rendy Susiswo Ismail menjelaskan bahwa, dirinya sementara ini hanya memfokuskan pada menciptakan Uniba Universitas yang berkelas setara dengan Universitas swasta maupun negeri lainnya yang ada di Indonesia, bahkan bila perlu bagi jurusan tertentu seperti K3 akan dijadikan yang terbaik di Indonesia. Sehingga cita-cita menjadikan universtias negeri menjadikan nilai tawar tersendiri bagi pihak kampus.
Harapan dan targetnya apabila Uniba akan di tingkatkan menjadi Universitas Negeri maka, pemerintah harus memberikan peningkatan pula pada seluruh jajaran civitas akademika tanpa meninggalkan satu bagianpun untuk mendapatkan hak penghargaan dan kesejahteraannya sesuai dengan tanggung jawab mereka masing-masing.
Semua hal tersebut secara fisik dapat kita lihat dari pembangunan infrastruktur yang saat ini tengah dikerjakan secara intensif, bahkan persiapan untuk membuat satu jurusan baru yaitu fakultas kedokteran yang juga menjadi salah satu misi pencapaian kinerja manajemen yayasan di bawah kepemimpinannya yang baru berjalan 4 tahun terakhir ini. “Mohon doa dari seluruh masyarakat Balikpapan agar cita-cita mulia ini dapat segera terwujud dengan baik.” demikian Rendi menghimbauUngkap nya. [] Advetorial / Irwanto Sianturi/Bambang Wardani