Sawah Milik Anggota DPRD Kalsel Juga Kekeringan

sawah kering

BANJARMASIN – Ketua komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan Muharram menyatakan, kekeringan yang terjadi belakangan karena pengaruh El Nino tak pilih-pilih, tapi tampaknya merata.

“Sawah milik saya pun sebagai Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Selatan merasakan kekeringan tersebut,” katanya sambil tersenyum di Banjarmasin, Rabu.

Muharram yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalsel itu mengaku, sekitar tiga hektare lahan sawah yang sudah dia traktor, kini mengalami kekeringan.

“Jadi bukan cuma petani lain, saya pun sebagai Ketua Komisi II DPRD Kalsel mengalami nasib serupa. Artinya tuhan tidak pilih-pilih, walau sebagai wakil rakyat juga sama dengan petani pada umumnya,” ucap dia bercanda.

Oleh sebab itu, terpaksa menunda bercocok tanam padi, karena sawah tidak berair, lanjutnya saat berada di ruang komisi II menjawab Antara Kalsel.

Namun Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD Kalsel yang juga seorang ptani itu mengimbau petani agar jangan berputus asa menghadapi musibah kekeringan.

“Kita harus sabar dan tetap tawakal dengan tidak pasrah terhadapan keadaan alam, tapi� terus berupaya begaimana menyiasati kekeringan, sehingga masih bisa mendatang manaaf atau setidaknya jangan kehilangan pendapatan samasekali,” demikian Muharram.

Sementara itu, petani lainnya di Kalsel menjerit karena kekeringan, ssehingga tidak bisa bercocok tanam, serta sulit untuk mengembangkan usaha tani lain, seperti menanam palawija dan berkebun sayur-sayuran.

“Yang lebih merisaukan petani, tanaman padi yang sudah hampir berbunga atau menampakan buah, kini sawah dalam keadaan kekeringan, ujar Ketua Kelompok Tani (Poktan) “Karya Tani” di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalsel Anang Syahdan

Karena, lanjutnya, dengan kekeringan itu khawatir bisa gagal panen, lanjut warga Desa Babirik Kecamatan Bumi Makmur, Tala tersebut saat berada di Banjarmasin.

Ia mengaku, terjadi keterlambatan menanam padi di sawah yang sifatnya tadah hujan,, hingga saat kemarau atau kekeringan tiba belum sempat panen.

“Jika memulai tanam tepat waktu, mungkin sekitar satu bulan lalu sudah. Tapi keterlambatan itu juga karena masalah banjir,” demikian Syahdan.  [] ANT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com