MEMPAWAH-Hapir seminggu ini warga Desa Palembang, Kecamatan Mempawah Timur dihebohkan buaya kuning berjari lima yang naik ke darat, naiknya buaya ke dekat pemukiman warga itu membuat masyarakat dan anak anak berbondong-bondong ingin melihat secara langsung munculnya hewan reptil tersebut.
Hingga Senin sore (21/11) masih banyak masyarakat yang penasaran dan ingin secara langsung melihat dimana buaya kuning itu naik kedarat di lokasi naiknya buaya itu merupakan tempat yang sering dijadikan tokoh-tokoh masyarakat sebagai tempat tolak bala, atau tempat ritual buang-buang persis di tanjung sungai disaat menjelang tibanya acara robo-robo di Kuala Mempawah.
Salah seorang masyarakat yang ada dilokasi, Agus Hermansyah (34) menuturkan buaya tersebut naik kedarat, namun tidak mengganggu masyarakat yang beraktifitas walaupun buaya tersebut tidak jauh dari pemukiman warga setempat.
“Sepekan terakhir ini buaya itu naik kedarat, sebelumnya buaya itu naik dalam parit yang dekat dengan pemukiman warga, namun tidak mengganggu,” tuturnya.
tokoh masyarakat setempat, Mahmud H. Kasim (60) mengungkapkan bagi sebagian masyarakat ada yang percaya ataupun tidak buaya yang naik kedarat tersebut merupakan kembaran dari manusia, dan kembaran manusianya tersebut telah meninggal.
Ia katakan, sudah memperingatkan orang-orang yang datang untuk tidak melukai buaya tersebut karena buaya yang sering menampakan diri itu bukanlah buaya biasa.
“Saya ingatkan kepada orang untuk tidak melukai, kalau mau lihat silahkan lihat saja, itu bukan buaya sembarangan,” tegasnya.
diceritakannya, persis di sungai sekitar makam Daeng Manambon di Desa Sebukit, Kecamatan Mempawah Hilir juga terdapat 3 ekor buaya yang merupakan kembaran manusia yang menampakan diri pada hari-hari tertentu.
“Seperti buaya yang naik ini karena menjelang robo-robo,” ucapnya.
Dirinya beserta bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya telah mendatangi buaya tersebut dengan menebar berteh, dan beras kuning serta membacakan doa talak bala untuk meminta kepada buaya tersebut tidak mengganggu masyarakat yang ada.
“Saat kita datangi tempat itu juga merupakan tempat biasa kita melakukan ritual doa tolak bala, buaya tersebut hanya diam saja tidak ada bergerak,” tuturnya.(Ahmad Johandi)