KOREA SELATAN – Pesta Hallowen membawa petaka, ratusan nyawa hilang sia-sia. Sedikitnya 153 orang meninggal dunia akibat berdesak-berdesakan dalam acara Halloween di satu ruas jalan sempit di ibu kota Korea Selatan, Seoul, Sabtu (29/10/2022) malam.
Berdasarkan sumber dari pemerintah setempat, setidaknya 82 orang terluka dalam insiden di kawasan hiburan malam Itaewon yang menggelar perayaan Halloween pertama sejak Covid. Laporan-laporan menggambarkan orang-orang yang putus asa akibat berdesak-desakan dan bertumpukan di atas satu sama lain.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah para remaja yang berusia 20-an tahun. Sembilan belas diyakini adalah warga asing. Sejauh ini penyebab insiden ini masih diselidiki.
Setelah menggelar pertemuan darurat, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memerintahkan membentuk tim untuk membantu merawat yang terluka. Dia juga dilakukan penyelidikan latar belakang kejadian itu.
Dengan jumlah korban tewas, ini adalah bencana paling mematikan di Korea Selatan sejak 2014, ketika kapal feri Sewol tenggelam yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Itaewon adalah salah satu kawasan terpopuler di Seoul untuk kegiatan di malam hari. Warga setempat dan orang-orang asing berduyun-duyun ke sana setiap akhir pekan, tetapi Halloween merupakan salah satu malam tersibuk sepanjang tahun.
Diperkirakan 100.000 orang datang untuk merayakan di sana pada Sabtu malam untuk menandai perayaan Halloween pertama kali sejak pandemi.
Orang-orang yang datang ke sana untuk berkumpul tidak dibatasi dan mereka tidak perlu memakai masker. Suasana mulai tidak terkendali itu, agaknya, dimulai di satu ruas gang sempit yang penuh sesak dengan orang-orang.
Laporan dari Hindustan Times menyebutkan bahwa lebar gang hanya empat meter, bahkan mobil sedan pun susah masuk. Media-media Korea melaporkan, massa mulai merangsek masuk saat ada “selebriti” yang muncul di sebuah tempat sekitar gang.
Foto dan video-video di media sosial menunjukkan gang itu dipadati banyak orang, dan mereka tidak bisa bergerak. Satu video memperlihatkan orang-orang di sana sekuat tenaga untuk dapat bernapas.
Jenazah korban, beberapa di antaranya mengenakan kostum Halloween, dibariskan di sepanjang jalan dengan ditutupi selimut biru. Lainnya dibawa ke ambulans. Sebagan anggota masyarakat berusaha memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang terbaring tak sadarkan diri.
Hal serupa juga dilakukan tim darurat yang dikirim untuk membantu. Para kerabat dan orang-orang terdekat yang kehilangan sanak atau temannya berada di tempat kejadian pada Minggu mencari petunjuk apakah orang yang mereka cintai ada di sana.
Tetapi jasad korban sudah dipindahkan dari satu ruas jalan ke sebuah gimnasium, agar anggota keluarganya dapat mengidentifikasinya. “Ada kejadian mengerikan di luar sana” Jeon Ga-eul (30) tengah bersantai di sebuah bar ketika insiden itu terjadi.
“Teman saya berkata, ada kejadian mengerikan di luar sana,” ujarnya kepada kantor berita AFP. Saya balik bertanya: apa yang kamu bicarakan? Dan saya lantas ke luar bar untuk melihat apa yang terjadi, dan ada orang-orang yang melakukan CPR–pertolongan medis untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh–di jalan.”
Semua tim darurat yang tersedia di ibu kota Seoul telah dimobilisasi, menurut badan Pemadam Kebakaran Nasional. Seorang dokter yang memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian mengatakan, ketika dia mulai melakukan CPR ada dua korban, tetapi menurutnya “jumlahnya akan meledak setelahnya, melebihi jumlah korban-korban pertama”.
Pesan-pesan di media sosial yang diunggah sebelumnya pada Sabtu malam memperlihatkan sebagian berkomentar bahwa kawasan Itaewon sangat ramai sehingga tidak aman.
Seorang saksi, Park Jung-Hoon, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kerumunan orang adalah sesuatu yang normal saat Natal, tetapi “kerumunan ini beberapa kali lebih besar”.
Seorang jurnalis lokal mengatakan bahwa pesan darurat telah dikirim ke setiap ponsel di Distrik Yongsan yang mendesak warga agar kembali ke rumah sesegera mungkin karena “ada kecelakaan darurat di dekat Hotel Hamilton di Itaewon”.
Saat ini perhatian kemungkinan akan beralih ke standar keselamatan dan tindakan pengendalian massa, dan Presiden Yoon telah menyerukan peninjauan kembali terhadap standar keamanan di tempat-tempat perayaan.
MENCEKAM
Sejumlah penyintas dan saksi mata mengungkapkan momen horor yang terjadi saat kerumunan berdesak-desakan di malam tragedi Halloween Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu malam.
Salah satu warga yang hadir di lokasi, Jeon Ga-eul (30) mengatakan saat itu dirinya sedang minum-minum di sebuah bar di Itaewon. Saat itu, akunya, dia mendapat kabar dari temannya bahwa sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar.
Mendengar kabar tersebut, Jeon pun bergegas untuk melihat situasi yang terjadi di luar. Seakan tak percaya, matanya menyaksikan sendiri betapa sejumlah orang sedang berupaya menyelamatkan nyawa dengan melakukan resusitasi jantung paru-paru (CPR) di jalanan.
“Ketika saya pergi keluar untuk melihat, di sana orang-orang melakukan CPR di jalanan,” kata dia seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/10/2022).
Sementara itu salah satu bartender yang bekerja di Itaewon, Ji Young menyebut kerumunan hebat hingga berujung desak-desakan itu baru kali pertama terjadi di sana. Sebelumnya, kata dia, lokasi itu memang ramai tapi tak pernah sepadat malam tragedi itu.
“Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya. Saya tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon,” imbuhnya.
Seorang perempuan yang menjadi saksi mata sekaligus korban selamat dari tragedi berdesak-desakan di gang Itaewon itu mengatakan dirinya menyaksikan detik-detik orang lain yang kesusahan napas.
“Seorang yang pendeknya seperti saya tak bisa bernapas. Mereka yang ada di tengah-tengah gang yang paling menderita,” ungkapnya.
Penyintas lainnya mengatakan korban-korban yang hendak menyelamatkan diri masuk ke dalam toko di sepanjang gang itu pun kesulitan.
“Sepertinya korban lebih parah karena orang-orang berusaha melarikan diri ke toko-toko terdekat tetapi diusir kembali ke jalan karena jam kerja sudah berakhir,” kata seorang penyintas kepada wartawan.
Diketahui, korban tragedi Halloween di Itaewon mencapai 151 orang. Kebanyakan korban meninggal dunia terdiri dari remaja dan yang baru beranjak dewasa. Sementara itu korban luka-luka yang masih dalam perawatan intensif berjumlah 82 orang.
Pihak berwenang hingga kini masih melakukan investigasi terkait penyebab tragedi pesta Halloween di Itaewon yang menyebabkan ratusan orang tewas.
FAKTA – FAKTA
Korea Selatan tengah berduka. Ratusan warga meninggal dunia saat merayakan pesta Halloween yang telah vakum selama hampir tiga tahun di Itaewon. Hiruk pikuk dan antusiasme warga justru berujung duka.
Korban yang meninggal dunia terus bertambah. Pejabat pemerintah hingga pihak kepolisian juga telah melakukan investigasi terkait tragedi yang disebut menewaskan 153 orang itu.
Beberapa informasi yang dirangkum merupakan pernyataan dari berbagai saksi di lokasi. Berikut fakta-fakta tragedi Halloween Itaewon yang menewaskan ratusan orang:
- Korban sebagian besar remaja
Sebanyak 151 meninggal dalam tragedi ini. Kebanyakan korban masih berusia belia. Rata-rata mereka adalah remaja dan orang berusia 20 an.
- Serangan jantung jadi penyebab korban meninggal
Banyaknya pengunjung yang berdesak-desakan di jalanan Itaewon menyebabkan mereka mengalami sesak hingga terinjak. Korban juga kebanyakan disebut meninggal akibat serangan jantung.
Pejabat di tempat kejadian menyebut, saat ini banyak korban menderita serangan jantung dan kesulitan bernapas.
- Kostum Halloween jadi kostum kematian
Di lokasi, setelah tragedi itu terjadi banyak korban tergeletak di jalanan. Korban yang membutuhkan pertolongan hingga yang meninggal dunia tampak masih menggunakan kostum halloween.
Foto dan video di media sosial menunjukkan orang-orang tergeletak di jalan dan di atas tandu.
- Seribuan petugas dikirim ke lokasi kejadian
Lebih dari 1.700 petugas tanggap darurat telah dikirim, termasuk 517 petugas pemadam kebakaran, 1.100 petugas polisi, dan sekitar 70 pegawai pemerintah.
- Identifikasi korban sulit dilakukan
Pihak berwenang kesulitan mengidentifikasi korban. Mereka juga telah meminta bantuan keluarga untuk mengenai anggota keluarganya yang diyakini jadi salah satu korban.
- Ada korban orang asing
Dua orang asing dilaporkan tewas dalam insiden ini. Sementara itu, 15 di antaranya juga dilaporkan luka-luka. Pemerintah kota Seoul juga menerima laporan orang hilang.
- Korban tewas kemungkinan masih bertambah
Dari laporan terakhir, sebanyak 151 orang dikabarkan meninggal dunia. Otoritas kesehatan setempat menyebut angka tersebut kemungkinan masih akan bertambah. Hal ini lantaran korban luka dan kritis yang dirawat di rumah sakit juga cukup banyak.
KRONOLOGI
Semula dilaporkan ada 149 orang tewas ketika warga berdesakan merayakan Halloween di kawasan Itaewon, kemudian jumlahnya bertambah hingga mencapai 153 orang korban jiwa.
Kejadian bermula ketika warga mulai memadati kawasan Itaewon menggunakan berbagai kostum horor. Mereka sangat antusias karena ini merupakan Halloween perdana setelah terhalang pandemi Covid-19 selama tiga tahun.
Kian malam, para warga kian membeludak. Hingga akhirnya sekitar pukul 22.20 waktu setempat, kondisi semakin parah di salah satu jalan sempit yang menanjak.
Saat itu, sejumlah orang yang sudah berada di bagian atas jalan ternyata terjatuh, menimpa massa di bawahnya. Di tengah kepanikan, para pengunjung saling injak.
Karena kondisi sangat penuh, petugas sampai-sampai harus bersusah payah menarik beberapa orang keluar dari kerumunan.
Namun, puluhan orang sudah terkapar di jalanan dan mengalami henti jantung. Beberapa pengunjung dan petugas langsung melakukan pertolongan pertama, melakukan teknik CPR di tengah hiruk pikuk massa.
Sebagaimana dilansir Reuters, pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Korsel, Choi Seong Beom, mengatakan bahwa tim juga mengerahkan 140 ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit.
Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol, juga langsung memerintahkan tim medis gawat darurat untuk segera meluncur ke lokasi kejadian.
Ia juga menegaskan bahwa semua tempat tidur di rumah sakit harus disiapkan untuk korban insiden ini. Menurutnya, persiapan tempat tidur di rumah sakit itu penting untuk meminimalkan potensi kematian.
Sementara itu, Wali Kota Seoul, Oh Se Hoon, langsung pulang dari kunjungannya ke Eropa tak lama setelah mendengar kabar mengenai insiden ini. [] KPS/CNN