Sukses itu bukan saja perlu niat dan usaha, tetapi juga butuh terobosan inovatif. Persepakbolaan Kukar punya terobosan melalui seleksi akar rumput. Putra asli daerah bertalenta terbaik berhasil direkrut. Hasilnya memuaskan, prestasi membanggakan berhasil diraih. Medali emas cabor sepak bola Porprov VII ada di tangan Kukar.
MENGUKIR sejarah adalah kalimat yang tepat disematkan pada tim pesepak bola asuhan Rahmat Hidayat dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Setelah menumbangkan kesebelasan dari Bumi Battiwakkal dalam laga final cabang olahraga (cabor) sepak bola pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII di Kabupaten Berau, tim kesebelasan Kukar akhirnya memangku gelar juara, merengkuh medali emas.
Hal tersebut disebut sangat membanggakan, mengingat dalam tujuh kali Porprov, baru dalam even terakhir ini kesebelasan dari Kukar berhasil mengukir prestasi tertinggi. Terlebih, di laga akhir itu, kesebelasan yang dikomandani Harits, sukses mengalahkan tekanan psikologis sebab berhadapan dengan tim tuan rumah yang didukung banyak supporter yang hampir memenuhi Stadion Olympic Mini, Teluk Bayur, Berau.
Dalam laga yang digelar Ahad (04/12/2022) sore itu, kesebelasan Kukar berhasil mencetak gol di babak pertama dan bisa mempertahankannya hingga akhir babak kedua. Kemenangan melawan tim asuhan Harbain tersebut adalah yang kedua kalinya dalam laga di even yang sama. Dalam fase penyisihan Grup A, bentrok Kukar-Berau dimenangi Kukar dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang saat itu dicetak via eksekusi penalti Bintang.
Squad Berau di bawah manajemen Jakariya sebenarnya punya ambisi besar meniru kesuksesan Kutai Timur (Kutim) meraih medali emas pada cabor sepak bola di ajang Porprov VI tahun 2018 silam. Tapi ambisi tersebut kandas setelah dikalahkan Kukar dan harus puas dengan memegang medali perak. Meski memiliki ambisi, Jakariya menyebut, persiapan kesebelasannya tak berlangsung lama, hanya tiga bulan. Sedangkan kesebelasan Kukar, infonya berada di Training Center (TC) lebih lama, yakni selama lima bulan.
Sehari sebelumnya, Sabtu (3/12/2022), Kukar memasuki berhasil memasuki partai final setelah mengalahkan squad dari Bontang dengan skor 3-1. Sedangkan Berau berhasil tampil di final setelah mengalahkan Paser dengan skor 2-0. Di hari yang sama saat pertarungan final, kesebelasan dari Bontang dan Paser juga dipertemukan untuk menentukan siapa yang berhak memegang medali perunggu. Melalui drama adu penalti, Paser akhirnya berhasil memecundangi Bontang dengan skor 3-1.
DUKUNGAN BUPATI
Di ajang Porprov VII, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar memberikan dukungan penuh. Anggaran sebesar Rp30 miliar digelontorkan untuk memfasilitasi 1254 orang manajer, atlet, official, pelatih dari 52 cabor yang terlibat dalam Porprov VII. Selain itu, bagi yang berprestasi, seperti peraih medali emas akan diberi Rp50 juta, cabor penyandang gelar juara umum akan mendapatkan bonus Rp100 juta.
Tak hanya itu, dukungan moril pun selalu diberikan. Menjelang pertarungan final, Bupati Kukar Edi Damansyah memberikan pesan khusus agar tim yang ditangani pelatih Rahmat Hidayat dan asistennya Yance Rizal Katehokang itu bisa membuat masyarakat Kukar bangga, dengan bermain kompak dan solid agar menjadi kampiun.
Rahman juga memberikan dukungan dengan meminta kepada masyarakat Kukar turut memberikan dukungan dengan berdoa agar tim Kukar sukses meraih gelar juara. “Mohon doa dan dukungannya masyarakat Kutai Kartanegara, semoga tim sepakbola Kukar mendapat medali emas, Kukar bisa Kukar juara Kukar jaya,” kata Ketua KONI Kukar yang akrab disapa Maman.
PUTRA ASLI DAERAH
Prestasi Kukar di cabor sepak bola pada Porprov VII adalah murni prestasi putra asli daerah. Tidak ada satu pun pesepak bola Kukar hasil mutasi dari daerah lain, semuanya berasal dari Kukar. Mereka adalah yang terbaik dari hasil seleksi di 18 kecamatan yang ada di Kukar. Sebanyak 30 orang hasil seleksi dan perampingan diikutsertakan dalam TC selama lima bulan hingga mengerucut menjadi 22 orang yang akhirnya dilibatkan dalam Porprov VII.
Ardinansyah, Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kukar kepada Berita Borneo mengungkapkan, untuk meraih kesuksesan menghadapi berbagai even kejuaraan sepak bola, termasuk Porprov II, pihaknya terlebih dahulu melakukan seleksi dari tingkat kecamatan, guna menjaring pesepak bola bertalenta asli daerah.
“Kalau dari awal kegiatan dari selekda (seleksi daerah, red) dapat anak anak pemain Kukar 55 orang, kita rampingkan menjadi 30 orang dan kita TC-kan kurang lebih lima bulan, akhirnya kita sampai dapat 22 orang anak anak yang bertahan ini,” papar pria yang akrab disapa H Nan yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Benua Puhun, Kecamatan Muara Kaman ini.
Menyaksikan laga final yang akhirnya dimenangi tim Kukar, H Nan mengucapkan syukur kepada Ilahi. “Syukur alhamdulillah pada Allah taala, telah memberikan keberhasilan kepada persepakbolaan Kukar bisa dapat emas,” ujarnya saat diwawancara Berita Borneo.
Selama mempersiapkan kesebelasan Kukar untuk bertanding di Porprov VII, H Nan melihat ada banyak plus minusnya, ada permasalahan, suka dan duka, namun semua berhasil dilewati. “Plus minusnya banyak sekali. Intinya suatu kegiatan apa saja selalu ada permasalahan, suka-dukanya, tetapi sudah kami lewati,” ujar H Nan.
“Plus minusnya banyak sekali. Intinya suatu kegiatan apa saja selalu ada permasalahan, suka-dukanya, tetapi sudah kami lewati.”
Ditanya soal kendala teknis di lapangan, termasuk cedera yang dialami para pemain selama bertanding, Ardinansyah menyebut tidak ada yang berarti. “Cedera cedera sedikit saja, semuanya baik baik saja. Yang jelas semua kegiatan diberikan kemudahan. Anak-anak sudah maksimal dan pelatih sangat luar biasa akhirnya membawa hasil yang terbaik,” kata H Nan.
Berbicara soal apresiasi kepada para pemain dan pelatih, Askab PSSI Kukar menyerahkan sepenuhnya kepada KONI dan Pemkab Kukar. “Kami serahkan kepada pengurus KONI maupun Pemkab Kukar, yang jelas kami sudah berjuang, alhamdulillah mendapatkan medali emas di Porprov Berau, mudah-mudahan pemerintah selalu memberikan yang terbaik bagi pelatih maupun anak-anak,” pungkas Ketua Askab PSSI PSSI Kukar yang dilantik pada September 2020 lalu .
STRATEGI JITU
Keberhasilan squad Kukar dalam memenangi lima pertandingan di sepanjang Porprov VII hingga akhirnya sukses meraih medali emas tentu tak lepas dari strategi jitu yang diarahkan pelatih kesebelasan berjuluk Rambo. Rahmat Hidayat, didampingi asistennya Yance Rizal Katehokang, menceritakan perjalanan pertandingan dan strategi saat kesebelasan asuhannya berlaga.
Di fase penyisihan grup bersama tuan rumah Berau, Samarinda dan Kutim, Kukar selalu stabil karena mampu memenangi setiap laga, kecuali melawan Kutim yang tidak jadi terselenggara dengan alasan medis. Meskipun gagal bertanding, partai terakhir tersebut tidak berpengaruh dengan kedudukan klasemen grup. Kukar tetap menjadi juara grup didampingi Berau sebagai runner-up karena menang melawan Samarinda di partai akhir penyisihan.
Sementara kesebelasan dari Bontang, yang semula tampil buruk, berhasil bangkit di akhir babak penyisihan setelah berhasil mengalahkan tim dari Kutai Barat (Kubar) pada laga yang berlangsung pada Jumat (2/12/2022). Bontang akhirnya bertemu Kukar untuk memperebutkan tiket masuk laga final.
Situasi itu coba dimaksimalkan oleh juru taktik Kukar, Rahmat Hidayat, meski begitu ia menyebut, unggul dari segi fisik saja tidaklah cukup. “Saya instruksikan anak-anak agar tampil percaya diri seperti laga penyisihan. Kami memang unggul fisik, tapi kami tidak akan terpaku dengan kondisi itu. Kami tidak perlu memikirkan kondisi lawan, kami hanya harus berfokus pada kekuatan tim kami sendiri,” ujar Rambo.
Saat berlaga, tim dari Kukar mendapat perlawanan sengit dari Bontang. Di menit-menit awal, berjalan cukup mudah karena di menit ke-2 Kukar sudah mampu mencuri gol. Di menit ke-32 hasil penetrasi sayap kiri menusuk ke area kotak lawan dan membuahkan penalti untuk Kukar. Skor 2-0 pun bertahan hingga turun minum.
Selanjutnya, jalan babak kedua tim Bontang tampil lebih baik dengan terus menekan, namun terjadi kesalahan umpan. Hal ini pun dimanfaatkan dengan baik oleh penyerang pengganti Tim Kukar untuk kembali mencetak gol dan mengubah skor menjadi 3-0.
Semangat pantang menyerah ditunjukkan anak-anak Bontang dan hasilnya mampu memangkas margin gol dari luar kotak penalti, skor pun berubah 3-1. Dari sisa menit pertandingan, jual beli serangan tetap diperagakan, namun hingga wasit meniup peluit panjang, skor tetap bertahan untuk kemenangan bagi tim Kukar.
Saat melawan Berau, Kukar juga mendapatkan perlawanan sengit. Jual beli serangan disajikan kedua tim. Di babak pertama, squad Kukar terus menerus melakukan penetrasi hingga akhirnya Berau tak mampu membendung sepakan Ravie Jaya Pratama, penyerang Kukar, pada menit ke-30. Gol semata wayang itu bertahan hingga laga usai.
Rambo mengakui perlawanan ketat tim Berau, mengingat yang dihadapi adalah laga final dan lawannya merupakan tuan rumah yang didukung banyak supporter. Untuk itu, ia punya strategi khusus yang harus dijalankan anak-anak asuhannya. Beruntung, strategi itu berjalan sempurna sesuai harapan.
“Babak pertama kita banyak menyerang, kita bikin gol dulu. Alhamdulillah, di babak pertama kita bisa mencuri gol dan kita ubah strategi di babak kedua dengan sedikit bertahan.”
“Kita minta kepada pemain-pemain kami agar tetap fokus untuk main di lapangan tidak terpengaruh dengan penonton. Strateginya, babak pertama kita banyak menyerang, kita bikin gol dulu di babak pertama. Alhamdulillah, di babak pertama kita bisa mencuri gol dan kita ubah (strategi, red) di babak kedua dengan sedikit bertahan,” papar mantan arsitek Pekan Olahraga Nasional (PON) ini.
Dengan pemain asli lokal 100 persen, Rambo apresiasi kerja keras yang dilakukan seluruh pemain hingga akhirnya bisa gapai medali emas di ajang olahraga terbesar di Benua Etam ini. Ia tak menampik bahwa di awal memang susah untuk membentuk karakter mereka, karena para pemain lokal yang ada ini diambil dari beberapa kecamatan di Kukar.
“Karena pemain ini dari beberapa kecamatan kita jadikan satu. Pelan-pelan dengan kesabaran akhirnya bisa menciptakan tim yang bagus bagi Kukar. Support agar Kukar buat sejarah, itulah yang jadi motivasi kami. Dari tahun tidak juara atau tidak dapatkan emas, akhirnya bisa terpecahkan,” papar Coach Rambo.
Ia pun bersyukur karena motivasinya membuahkan hasil, prestasi yang sudah lama tak diraih kesebelasan Kukar akhirnya terwujud. “Kita bersyukur sekali untuk tahun ini kita dapat meraih medali emas, artinya ini sejarah untuk Kutai Kartanegara, di mana dalam tujuh kali Porprov, baru bisa mendapatkan medali emas,” papar Rahmat Hidayat.
Mengenai para pemain terbaik, ia melihat, ada di squad Berau dan Samarinda memberikan performance lumayan bagus, ketat permainannya. “Tapi tetap kita bisa mengalahkan mereka, kita bersyukur sekali,” ujar Rahmat Hidayat sembari menjelaskan bahwa selama Porprov menghadapi lima kali pertandingan dan hanya sekali kebobolan saat berhadapan dengan Bontang.
Soal kendala, selama Porprov, Coach Rambo menyebut kekurangannya ada di awal dan masalah keberadaan nara damping atau Liasion Officer (LO) untuk sepak bola. “Kalau dalam pelaksanaannya lumayan saja, cuma tinggal awal-awal ke sini, dari kepanitiaan, LO, jadi kita tidak punya LO untuk sepak bola,” ungkapnya sepulang dari Berau, Kamis (8/12/2022).
Usai timnya meraih kemenangan, Harits Fhatanah Boroallo, kapten kesebelasan Kukar mengucapkan rasa syukurnya atas capaian emas yang berhasil didapatkan squad-nya tersebut. “Alhamdulillah dengan pemain lokal Kukar dari setiap kecamatan dan kami bisa meraih emas untuk pertama kali untuk Kutai Kartanegara,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, perasaannya campur aduk, antara terharu senang dan sedih serta bangga dengan diri sendiri dan teman-teman yang luar biasa dengan mengukir sejarah baru ini. “Kemenangan ini pastinya dipersembahkan yang pertama untuk orang tua, setelah itu untuk seluruh warga Kutai Kartanegara,” tuturnya.
Disinggung soal dari capaian ini, apakah berpeluang untuk dibawa ke Pekan Olahraga Nasional (PON), pihaknya berdoa agar diberikan terbaik saja. “Kami hanya bisa berdoa untuk sekarang dan tetap fokus dan tetap berlatih jika nanti ada kesempatan untuk lakukan seleksi kami akan siap untuk Kaltim,” ujar pesepak bola yang akrab disapa Harits itu.
PAHLAWAN KESEBELASAN
Ravie Jaya Pratama menjadi pahlawan bagi kesebelasan Kukar. Tendangannya di menit ke-30 saat timnya berlaga dengan tim Berau menjadi pemicu kemenangan. Putra pasangan Ardiansyah dan Rini Rahayu ini berhasil menjadi top score di timnya dengan mengumpulkan tiga gol.
Pemuda kelahiran 05 Januari 2022 ini berasal dari Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang. Ia mulai berkarir di Sekolah Sepak Bola (SSB) Generasi Muda Kukar (GMK) untuk usia 10-14 tahun. Memasuki usia 14-16 tahun, ia bergabung di SSB Pemuda Tenggarong. Di usianya itu ia pernah berlaga di Piala Soeratin Kukar dan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Cup Kukar.
Tahun 2018, ia bergabung di klub kebanggaan daerah Mitra Kukar untuk usia 16 tahun. Sebelum dilibatkan di Porprov Berau, Ravie—sapaan akrabnya—pernah mengikuti seleksi nasional tim nasional untuk usia 18 tahun di tahun 2019. “Alhamdulillah senang bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Kutai Kartanegara,” tutur Ravie saat berbincang melalui sambungan telepon, Kamis (8/12/2022).
Ravie mengungkapkan, selama pertandingan masalah utamanya adalah pemulihan, karena selang waktu laga terlalu singkat. “Namanya final, semua ingin yang terbaik. Tapi berkat doa supporter, kita digembleng habis-habisan oleh pelatih dan official, tim Kukar difasilitasi dengan baik Askab PSSI, akhirnya bisa berjaya,” ujar Ravie.
Ia menyebut, squad-nya sangat solid karena mereka berasal dari satu daerah yang sama, hasil selekda tahun 2021 yang diselenggarakan Askab PSSI Kukar. “Semua keperluan atlet sangat diperhatikan, bahkan diistimewakan yang membuat para atlet bisa bekerja maksimal dan alhamdulillah target mengukir sejarah tercapai,” ungkap Ravie.
Atas keberhasilan dirinya menjadi pemain top score dan keberhasilan timnya menoreh sejarah, ia mengucapkan terima kasih kepada para pelatih dan official yang sangat baik, solid dan telah mendidik dengan luar biasa. Kepada para dosen di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kalimantan Timur, ia juga mengucapkan rasa terima kasih karena telah diberikan izin serta doa dan dukungan.
“Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 007 Tenggarong, Ibu Supartiyem yang telah memberikan izin dan memberi doa dukungan kepada saya,” kata Ravie yang telah memulai karier sepak bola sejak usia belia. “Harapan kami, kualitas anak-anak muda di Kutai Kartanegara semakin meningkat dan bisa membawa Kutai Kartanegara berjaya di kemudian hari,” pungkas pesepak bola dengan nomor punggung 10 itu. []
Penulis: Tusiman | Penyunting: Hadi Purnomo