ADVETORIAL DISPORA KALTIM – Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur menjadi tuan rumah penyelenggaraan pelatihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim. Kegiatan itu digelar di Hotel Grand Elty Singgasana, Jalan Pahlawan, Tenggarong, Jumat (10/03/2023).
Ada sebanyak 100 peserta dari organisasi kepemudaan, mahasiswa dan pelajar di sekitar ‘Kota Raja’ yang turut serta dalam pelatihan bertajuk “Melalui Pelatihan Literasi Digital Kita Tingkatkan Kompetensi Pemuda Kaltim Berakhlak.” Terselenggaranya kegiatan tersebut juga berkat fasilitasi yang dilakukan Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kukar.
Narasumber pelatihan Iptek di antaranya merupakan pelaku usaha yang menggunakan teknologi informasi sebagai media bisnisnya, seperti Shopee dan Busam.id. Ada juga narasumber dari Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf). Perwakilan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) juga hadir, yakni Yossi Ahmad Falah selaku Kepala Bidang Pemetaan dan Penelusuran Iptek pada Asisten Deputi Peningkatan Iptek dan Imtaq Pemuda, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda.
Kegiatan pelatihan yang digelar sehari penuh ini dibuka oleh Kepala Dispora Kaltim Agus Tiannur. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Dispora Kukar yang dinakhodai Aji Ali Husni karena telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Ia mengungkapkan, pelatihan Iptek literasi digital itu bertujuan agar para pemuda Kaltim, khususnya para peserta pelatihan yang berasal dari Kukar, agar dapat lebih bijak dalam menampung semua informasi yang diperoleh dari dunia maya. Mengingat, di era digitalisasi saat ini, segala informasi tanpa batas dapat diperoleh dengan sangat mudah. Melalui pelatihan tersebut, ia juga berharap agar para pemuda memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memanfaatkan teknologi digital guna kepentingan ilmu pengetahuan dan kepentingan penambahan wawasan.
Kepala Dispora Kaltim mengatakan, kebijaksanaan mengolah informasi yang diterima diperlukan agar para pemuda justru tidak mengalami kesesatan dalam berpikir dan bertindak. “Kemajuan era digital saat ini sangat lah pesat terutama masuk literasi digital. Mari kita bijak dalam memilah yang bermanfaat, termasuk untuk menyaring semua informasi atau berita-berita di media dan mengecek kembali kebenarannya. Yang bermanfaat kita ambil, yang tidak, maka abaikan saja,” papar Agus Tiannur.
Selain penguasaan ilmu pengetahuan, para pemuda juga dituntut memiliki etika, sikap dan intelektual agar tidak terjerumus dalam pelanggaran pidana. “Ini ilmu yang luar biasa, suatu kebanggaan para narasumber bisa hadir, karena dari narasumber inilah kita dapat ilmu, tolong perhatikan kita pahami bahwa pemuda itu harus memiliki etika, attitude, intelektual yang luar biasa, sehingga UU IT (ketentuan pidana dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, red) tidak menyentuh kita. Harus utamakan informasi yang benar, yang baik dan bermanfaat, jangan yang sebaliknya,” kata Agus, sapaannya.
Diungkapkan Agus, informasi yang beredar di internet, dibuat oleh seseorang dengan usia, kepribadian, kapasitas, dan keilmuan yang beragam, sehingga tidak boleh diterima mentah-mentah, apalagi langsung bereaksi. “Tidak hanya sekedar membaca namun mampu menganalisa, apalagi sekarang ini kan informasi tanpa batas, siapa pun bisa menulis dan menyampaikan informasi, tapi apakah berita itu benar baik dan bermanfaat kita tidak tahu, inilah pentingnya pelatihan, ini pembekalan kemampuan personal kepada mereka masing-masing,” tegas Agus.
Penulis: Yulia Fatmawati Fauziah | Penyunting: Hadi Purnomo