Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
KALIMANTAN TIMUR – Innalillahi WaInnaillaihi Rojiun. Kabar duka menyelimuti Benua Etam. Hj Norbaiti binti Amlah, istri Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor meninggal dunia di usia 54 tahun. Almarhumah meninggal pada Hari Rabu, 24 Mei 2023 Pukul 20.23 WIB di Rumah Sakit PON Jakarta.
Semasa hidupnya, perempuan kelahiran Loa Janan, Samarinda 30 Januari 1969 ini aktif dengan berbagai kegiatan sosial dan politik. Ia tercatat pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada tahun 2013.
Pada Pemilu 2014, Norbaiti terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Dia duduk di Komisi VI yang membidangi masalah energi sumber daya mineral, riset dan teknologi serta lingkungan hidup.
Namun pada 2016, ibu tiga anak hasil pernikahannya dengan Isran Noor pada 15 Maret 1991 ini mengundurkan diri dari keanggotaannya di DPR RI karena ikut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Norbaiti maju sebagai calon bupati Kutai Timur periode 2016-2021. Dia diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI). Namun kalah dari Ismunandar, Bupati terpilih saat itu.
Seperti suaminya yang dikenal sebagai “petarung politik”, pada pemilu 2019 Norbaiti kembali maju berpolitik. Ia menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI melalui Partai Amanat Nasional. Namun ia gagal lolos ke Senayan.
Dalam kedudukannya sebagai istri kepala daerah, Norbaiti banyak aktif sebagai Ketua PKK dan Dekranas. Ia juga pernah menjadi Ketua Yayasan Jantung, Yayasan Kanker dan Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis. Itu sebabnya dia diberikan penghargaan sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam memajukan kesehatan masyarakat terutama di Kaltim.
Di akhir hayatnya, Norbaiti banyak menghabiskan waktu di Jakarta karena menjalani perawatan kesehatan. Dia sempat pulang untuk menghadiri peringatan HUT ke-66 Provinsi Kalimantan Timur, Januari 2023 kemarin untuk menerima penghargaan dari Pemprov Kaltim atas pengabdiannya yang luar biasa di bidang kesehatan masyarakat.
Penampilan Norbaiti saat itu cukup cerah meski harus dibantu dengan kursi roda. Sejumlah ibu-ibu PKK dan Dekranas mengaku sangat rindu dengan dia. Semua berebut menyalaminya. Namun siapa sangka, itu kali terakhir pertemuan dengan perempuan bersahaja yang murah senyum ini. []
Penulis : Agus P Sarjono / Penyunting : Agus P Sarjono
