Bendungan Nova Kakhovka yang meledak Selasa (6/6/2023) memicu banjir bandang di sejumlah kawasan di Kherson, Ukraina dan memicu kekhawatiran akan bencana ekologis.

Bendungan Kakhovka Meledak, Ukraina – Rusia Saling Tuding

Bendungan Nova Kakhovka yang meledak Selasa (6/6/2023) memicu banjir bandang di sejumlah kawasan di Kherson, Ukraina.

 

Bendungan raksasa Nova Kakhovka meledak, Selasa (6/6/2023). Runtuhnya bedungan di Selatan Ukraina itu telah memicu kekhawatiran akan bencana ekologis.

 

INTERNASIONAL – Volume air yang meledak dari Bendungan Nova Kakhovka di Kherson, Ukraina sangat besar dan memicu banjir bandang di sejumlah kawasan di Kherson. Bendungan itu memiliki tinggi 30 meter dengan panjang 3,2 km dan menampung air yang setara dengan Great Salt Lake atau Danau Garam Raksasa di negara bagian Utah, Amerika Serikat (AS).

Kakhovka dibangun pada 1965 di Sungai Dnipro sebagai bagian dari PLTA Kakhovka. Bendungan ini juga memasok air ke semenanjung Crimea, yang dicaplok Rusia pada 2014, dan ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang juga di bawah kendali Kremlin.

Ukraina dan Rusia saling menuding mengenai pelaku peledakan. Namun, mereka tak memberikan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Ukraina menyebut Rusia menjadi dalang dibalik meledaknya bendungan ini yang bisa memicu bencana lingkungan. Di mana, pasukan Rusia sengaja melakukan sabotase untuk menghancurkan dam tersebut.

“Ledakan bisa memicu bencana lingkungan buatan manusia terbesar di Eropa dalam beberapa dekade terakhir,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip Associated Press, Rabu, 7 Juni 2023.

Zelensky menegaskan akan menyeret Rusia ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag setelah diduga meledakkan tersebut. “Kami akan mengajukan permintaan ke staf Pengadilan Kriminal Internasional,” ujar Zelensky.

Melansir The Guardian, bendungan Nova Kakhovka sendiri berada sekitar 30 kilometer dari timur Kherson. Dam tersebut melintasi sungai terbesar di Ukraina, Dnipro yang memiliki tinggi 30 meter dan luas ribuan meter.

Bendungan Kakhovka mampu menampung air sekitar 18 kilometer kubik. Namun, kini bendungan ini telah hancur berdampak signifikan ke daerah sekitar. Peledakan bendungan menyebabkan air tumpah ke permukiman yang berada di bawahnya, termasuk Kherson.

Pihak berwenang Kherson mendesak penduduk setempat untuk segera meninggalkan lokasi sekitar. Menurut mereka, air akan mencapai level kritis dalam lima jam usai diledakkan.

Wali kota yang ditunjuk Rusia di Kota Nova Kakhovka, Vladimir Leontyev mengatakan, kota di wilayah selatan Ukraina tenggelam usai bendungan meledak. Akibatnya, air dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kakhovka membludak tak terkendali.

“Pada saat PLTA Kakhovka terus roboh, air keluar tidak terkendali,” ujar Leontyev saat siaran TV Channel One, seperti dikutip TASS, Selasa (6/6/2023).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, meledaknya bendungan raksasa itu merupakan konsekuensi lain dari invasi Rusia di Ukraina yang belum juga berhenti.

“Serangan ke warga sipil dan infrastruktur sipil penting harus dihentikan. Kita harus bertindak untuk memastikan akuntabilitas dan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional,” dikutip Reuters.

Atas insiden yang terjadi, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyalahkan Ukraina, tanpa memberikan bukti. Ia menuduh Ukraina mencoba menciptakan peluang yang menguntungkan untuk menyusun kembali unit militernya untuk melanjutkan serangan balasan.

“Sabotase yang disengaja dilakukan oleh Kyiv terhadap fasilitas infrastruktur kritis sangat berbahaya dan pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan perang atau tindakan terorisme,” kata Nebenzia kepada dewan.

Di sisi lain, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya juga menuduh Rusia melakukan aksi teroris terhadap infrastruktur kritis Ukraina tanpa memberikan bukti.

“Secara fisik tidak mungkin untuk meledakkannya dari luar dengan penembakan itu ditambang oleh penjajah Rusia dan mereka meledakkannya,” kata Kyslytsya. []

Penyunting : Agus P Sarjono (Dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com