NASIONAL, JAKARTA – PERTEMUAN politik ‘bersejarah’ terjadi pagi tadi, Minggu 18 Juni 2023 di pelataran hutan kota kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY yang mengenakan kaus berwarna biru dongker tampak tiba lebih dulu. Beberapa saat kemudian, Puan datang dengan mengenakan kaus berwarna hitam. Keduanya lalu berjabat tangan dan melakukan ‘tos’. “Kayak ke mana saja, orang akrab,” ujar Puan.
Adapun sejumlah elite PDI-P dan Demokrat sudah tiba lebih dulu. Mereka tampak menunjukkan keakraban saat bertemu. Elite PDI-P yang hadir yakni Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Utut Adianto, Ketua DPP Bappilu Bambang Pacul, dan politisi PDI-P Masinton Pasaribu.
Sementara itu, dari Demokrat tampak hadir Sekjen Teuku Riefky Harsya, anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarief Hasan, Wasekjen Demokrat Irwan Fecho dan Jansen Sitindaon, serta politisi Demokrat Didik Mukrianto dan Santoso.
Puan Maharani menegaskan, pertemuan dengan AHY merupakan perbincangan antara adik dan kakak. Apalagi, mereka sama-sama berasal dari keluarga mantan presiden, di mana Puan merupakan anak Megawati Soekarnoputri, sedangkan AHY anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ketua DPR RI ini menjelaskan, jika mengobrol sebagai Ketua DPR dan Ketum Demokrat, mereka tidak mungkin berbicara selama satu jam lebih. Menurut Puan, mereka maksimal berbicara selama 20 menit, karena konteks pembicaraannya pasti serius. “Jadi tadi kami ngobrol-ngobrol, sekalian bersantap bubur, buburnya enak sekali,” ucap dia.
Pertemuan ini, katanya lagi, tentunya dinanti-nantikan oleh berbagai pihak. Puan menyebut dia dan AHY berbicara mengenai politik dan cara membangun bangsa.
“Pertemuan ini tentu saja sudah dinanti-nantikan bukan cuma oleh media, oleh kami juga bahwa membangun bangsa dan negara itu bukan hanya bicara politik praktis tapi ada sebelumnya, sesudahnya dan pascanya itu mau seperti apa,” ucapnya.
“Kami berharap bahwa pemilu ke depan ini adalah pemilu damai, pemilu yang gembira, pemilu yang bisa membuktikan bahwa pesta demokrasi rakyat itu adalah pestanya seluruh rakyat Indonesia,” imbuh Puan.
PDIP, menurut Puan, menghormati keputusan Partai Demokrat yang berkoalisi dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan dalam mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). AHY juga disebutnya menghargai deklarasi Ganjar Pranowo sebagai sosok yang diusung partai berlambang kepala banteng itu.
Putri sulung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri ini menegaskan pertemuannya dengan AHY tak akan berhenti. Sebab, dinamika jelang kontestasi harus dijaga dan keduanya saling menghormati pilihan politik masing-masing.
“Jadi memang hari ini hari yang sangat baik, hari yang penuh dengan semangat, dan pertemuan ini tentu sudah dinanti-nantikan, bukan cuma oleh media, tapi juga oleh kami. Bahwa membangun bangsa dan negara tidak hanya membicarakan politik praktis, tapi ada sebelumnya, sesudahnya, dan pascanya itu seperti apa,” tegas Puan.
OASE POLITIK
Sementara AHY mengaku, pertemuannya dengan Puan Maharani adalah bentuk sinergi dalam Pemilu 2024. Apalagi, kedua partai memiliki persamaan.
“PDIP dan Partai Demokrat ini merupakan dua partai yang punya pengalaman sebagai the ruling party, tapi juga sebagai partai oposisi. Mungkin tidak banyak yang punya pengalaman seperti itu, paripurna,” ujar AHY.
Ia mengatakan, dalam dua dekade terakhir Partai Demokrat dan PDIP kerap disebut memiliki hubungan yang kurang baik. Tegasnya, pertemuan hari ini menjadi forum untuk melupakan masa lalu tersebut.
“Tentu saya tak ingin membahas masa lalu, tapi hadirnya kami berdua mudah-mudahan menjadi oase bahwa politik itu seringkali menempatkan seseorang atau partai dalam posisi atau sikap yang berbeda, tetapi persahabatan kami berdua, Mbak Puan Maharani yang juga selama ini berhubungan baik dengan kami sekeluarga,” kata putra sulung mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Menurut dia, forum hari ini adalah oasis politik di mana menekankan sikap saling menghormati dan mengutamakan persahabatan. Politik rekonsiliasi seperti ini sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh masyarakat Indonesia.
Di samping itu, Partai Demokrat dan PDIP juga memiliki persamaan ketika generasi muda berada dalam posisi penting kepengurusan partai. Bahkan, ia memuji Puan sebagai salah satu politisi perempuan yang memiliki rekam jejak yang lengkap.
“Kami pun demikian, saya termasuk yang ingin terus memberikan manfaat dan juga berperan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan latar belakang yang berbeda,” ujar AHY.
TINDAK LANJUT
Pertemuan Puan-AHY itu sendiri merupakan tindak lanjut dari pertemuan kedua sekjen partai. “Sudah mendapatkan arahan dari Mbak Puan Maharani bahwa pertemuan dengan Mas AHY akan dilakukan besok (Minggu) pagi di GBK,” ujar Hasto, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Hasto, dialog antara PDI-P dengan Demokrat dilakukan secara konstruktif. Dialog tersebut membuka ruang komunikasi untuk membahas berbagai kepentingan bangsa dan negara di masa depan.
Terpisah, Teuku Riefky Harsya mengatakan, pihaknya menyadari bahwa PDI-P dan Demokrat berada dalam posisi dan koalisi yang berbeda saat ini. PDI-P berada di dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres, sedangkan Demokrat menempatkan diri sebagai oposisi dan mendukung Anies Baswedan maju capres.
“Meskipun saat ini kami berada di posisi koalisi yang berbeda, namun kami juga menyadari bahwa pertemuan ini bisa menjadi pondasi kuat untuk mencegah perpecahan dan benturan antara sesama anak bangsa dalam menghadapi Pemilu 2024,” kata Riefky.
Riefky berharap, pertemuan Puan-AHY pagi ini bisa membuahkan hasil yang baik. Dia menegaskan Pemilu 2024 harus bisa berjalan secara terbuka, jujur, adil, dan demokratis. []
Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono