Karhutla melanda Kalsel dengan perkiraan luas sekitar 132 hektare, dengan 2,1 ribu titik api tersebar di 13 kabupaten dan kota.

Karhutla Kalsel : 2,1 Ribu Titik Api di 132 Hektare Lahan

Karhutla melanda Kalsel dengan perkiraan luas sekitar 132 hektare, dengan 2,1 ribu titik api tersebar di 13 kabupaten dan kota.

 

BANJARBARU – KEBAKARAN hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kian parah. Terbaru, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel merilis bahwa karhutla di daerah itu telah menghanguskan 132 hektare lahan.

“Tim pemadaman lapangan sudah kita turunkan dengan maksimal untuk mengendalikan karhutla,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah saat dikonfirmasi di Banjarbaru, Kamis, (22/06/2023).

Pada Rabu kemarin, Suria menyebutkan karhutla melanda tiga kabupaten dan kota sekaligus. Yakni Kabupaten Tanah Laut dengan perkiraan luas tiga hektare lebih, kemudian daerah prioritas penanganan ring satu Bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru pada dua lokasi berbeda terjadi kebakaran sekitar tiga hektare. Serta Kabupaten Banjar dengan perkiraan luas satu hektare.

Informasi karhutla tersebut, kata dia, diperoleh dari Tim Patroli BPBD Provinsi Kalsel dan kabupaten setempat. Berdasarkan informasi tersebut, Suria mengungkapkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD tanggap segera terjun ke tiga wilayah karhutla yang berbeda.

“Seluruh titik kebakaran berhasil dipadamkan oleh TRC BPBD kabupaten dan kota,” ucapnya.

Sementara itu, Manager Pusdalops-PB BPBD Kalsel Ricky Ferdyanto mengungkapkan karhutla melanda Kalsel dengan perkiraan luas sekitar 132 hektare, serta jumlah titik api sebanyak 2,1 ribu lebih tersebar pada 13 kabupaten dan kota.

“Pusdalops melakukan pemantauan melalui perangkat komunikasi radio repeater,” katanya.

Ia mengungkapkan karhutla terluas berada di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah laut, dengan areal terbakar masing-masing 60 hektare lebih. Diikuti Tanah Laut dengan luas 56,78 hektare, dan Banjar seluas 9,2 hektare. “Sedangkan kabupaten dan kota lain tidak sampai satu hektare,” banding Ricky.

Ia menyampaikan, Pusdalops selalu memonitor titik api yang muncul di Kalsel agar bisa langsung ditangani oleh Satgas Karhutla. “Kami memonitornya lewat semua media. Mulai dari media sosial, informasi warga, dan satelit,” ucapnya.

Petugas Tim Patroli lapangan BPBD Kalsel tengah menghadapi kobaran api yang melahap lahan di Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

 

Berdasarkan sistem informasi deteksi dini pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis aplikasi dan web (SiPongi), Ricky mengungkapkan sudah ada 2.078 hotspot di Kalsel hingga 20 Juni. “Paling banyak di Tanah Laut, jumlahnya 454 hotspot,” ungkapnya.

Berikutnya Balangan 416 titik, Tapin 369 titik, Hulu Sungai Selatan 332 titik, Kotabaru 195 titik, Banjar 110 titik, dan Tabalong 103 titik. “Untuk daerah lainnya kurang dari 100 titik,” kata Ricky.

Anggota TRC BPBD Kalsel Mohammad Rijali mengatakan karhutla kembali melanda Kabupaten Tanah Laut pada siang hari ini. “Belum dapat dipastikan luasnya tetapi menurut informasi tim patroli, kebakaran cukup luas,” ujarnya pula.

Dia menyatakan tim sudah diterjunkan ke lapangan, sementara sebagian tim BPBD Kalsel hari ini berjaga di ring satu prioritas penanganan karhutla, area Bandara Syamsudin Noor.

 

MODIFIKASI CUACA

Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan pada BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi menyatakan Satgas Karhutla sudah ekstra siap menghadapinya. “Perlengkapan dan personel terus siaga,” ucapnya.

Selain itu, pada akhir Juni 2023 ini, akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di langit Kalsel. Pelaksanaan TMC sudah disepakati Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Badan Restorasi Gambut (BRG).

“TMC nanti memanfaatkan awan potensial untuk memperpanjang musim hujan di langit Kalsel,” sebutnya. Ia menyampaikan TMC di Kalsel rencananya dilaksanakan selama 12 hari. Mulai akhir Juni hingga awal Juli mendatang.

Bambang menuturkan, BRG merupakan lembaga yang berwenang melaksanakan TMC untuk menanggulangi karhutla. “Mereka bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional,” tuturnya.

Menurutnya, TMC atau hujan buatan sangat penting dilakukan untuk pembasahan lahan lebih awal. “Dengan cara ini, semua waduk dan embung akan terisi,” ujar Bambang.

Selain TMC, ia menyampaikan BPBD Kalsel juga telah melaksanakan kesepakatan bersama Danlanud Syamsudin Noor Kolonel Pnb Vincentius Endy terkait prosedur landasan helikopter. Gubernur Kalsel sudah mengirimkan usulan permohonan heli water bombing ke BNPB. “Usulan ini kami presentasikan langsung ke BNPB,” sebutnya.

Dalam usulan itu, Bambang menyampaikan Kalsel meminta bantuan dua unit helikopter patroli dan delapan heli water bombing. “Tidak menutup kemungkinan sudah tiba pada pekan keempat Juni ini,” ucapnya.

Menurutnya, helikopter patroli dan water bombing sangat diperlukan. Sejumlah titik api terus bermunculan. “Di Tanah Laut beberapa hari lalu misalnya, satgas kesulitan memadamkannya karena tidak ada heli,” ujarnya.

Meski begitu, Bambang menyampaikan saat ini karhutla di Kalsel masih dapat dikendalikan. Namun, tetap memerlukan peningkatan upaya dalam menangani bencana tersebut.

 

DILANDA KEKERINGAN

Salah satu kendala yang dihadapi petugas BPBD Kalsel melakukan pemadaman karhutla adalah sulitnya mendapatkan sumber air. Hal itu disebabkan sejumlah daerah di Kalsel mulai dilanda kekeringan, seiring musim kemarau yang melanda beberapa waktu terakhir.

“Beberapa daerah mulai kekeringan. Selain mengalami kesulitan air daerah-daerah tersebut juga rawan kebakaran hutan dan lahan,” ungkap Kepala BPBD Kalsel, R Suria Fadliansyah.

Ada lima kabupaten yang rawan kekeringan, yaitu Banjar, Barito Kuala, Balangan, Kotabaru, dan Tanah Laut. Terkait kekeringan, BPBD kabupaten membantu mensuplai air bersih untuk kebutuhan masyarakat. “Kita juga telah membangun posko bencana di daerah rawan kekeringan dan karhutla,” ucapnya.

Sekretaris BPBD Banjar, Azhar, mengatakan dampak kemarau sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar mulai kesulitan air bersih. “BPBD Banjar telah menyalurkan bantuan air bersih ke beberapa desa yang kekurangan air bersih,” ungkapnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kemarau tahun ini lebih panas dibandingkan tiga tahun terakhir. “Untuk TMC harus segera dilakukan pada Juni ini,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru, Goeroeh Tjiptanto.

Pada Oktober nanti, ia menyebut Kalsel diprediksi sangat memerlukan heli water bombing untuk mengatasi karhutla. “Karena pada bulan itu, musim memasuki puncak kemarau,” pungkasnya. []

Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com