PARLEMENTARIA SAMARINDA – ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda mengunjungi Pasar Pagi Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda, Rabu (11/10/2023). Kunjungan tersebut sebagai tindak lanjut pertemuan DPRD Samarinda dengan Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3) di Gedung DPRD Samarinda, Kamis (5/10/2023) kemarin.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar mengaku kehadirannya tidak hanya inisiatif semata, namun juga memenuhi undangan pedagang. Rombongan anggota dewan kemudian diajak berkeliling oleh perwakilan pedagang, dari lantai ke lantai dan per blok.
“Kita hadir, dan perlu kita akui pasar ini memang perlu pembenahan yang konferehensif dan menyeluruh. Saya juga setuju kalau tidak ada perdebatan sebenarnya antara kami dengan pemerintah kota (Pemkot),” kata Anhar.
Usai berkeliling dan bertanya jawab dengan para pedagang, Anhar mengungkapkan bahwa keadaan pasar saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Banyak kios di lantai tiga yang dibiarkan kosong karena tidak ada pedagang yang menghuninya.
Selain itu, fasilitas umum di pasar juga dinilai tidak layak, terdapat banyak atap yang bocor dan kabel yang berserakan. Menurut Anhar, ini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari Pemkot Samarinda.
Tak hanya itu, politisi PDI Perjuangan ini juga memastikan bahwa tidak ada satupun pedagang yang menyatakan penolakan terhadap rencana Pemkot Samarinda untuk melakukan pembangunan ulang atau rekonstruksi Pasar Pagi. Menurutnya, hal ini sesuai karena pedagang telah membayar retribusi untuk memperbaiki pasar.
“Kami memastikan tidak ada penolakan dari pihak pedagang. Kami hanya menjadi wadah untuk mendengar aspirasi yang disampaikan oleh pedagang,” ungkap Anhar.
Dia juga mengakui bahwa harapannya adalah Pemkot Samarinda akan mengundang para pedagang untuk berpartisipasi dalam pembahasan rencana ini. Saat ini, baik Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda maupun Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Pagi belum memberikan sosialisasi kepada pedagang tentang rencana tersebut.
“Kami berharap bahwa masalah ini dapat diselesaikan secara bersama antara Pemkot dan pedagang. Kami tidak ingin terjadi perdebatan, sebagaimana calon presiden dan calon wakil presiden,” tambahnya.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai lokasi relokasi sementara pedagang selama proses rekonstruksi Pasar Pagi. Rencana yang mereka ketahui saat ini masih merupakan konsep awal yang membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 miliar dengan pendekatan yang lebih modern.
“Perlu diperinci lagi mengenai lokasi relokasi ini, termasuk aspek representatif dan kelayakan bagi pedagang. Di sini, setiap los memiliki jarak sekitar 9 kilometer dengan kebutuhan lahan sekitar 1 hektar. Semua ini harus dipikirkan secara matang,” tutupnya. []
Penulis : Selamet | Penyunting : Budi Untoro