PARLEMENTARIA KALTIM – ASIAN Games Hongzhou 2022 telah berakhir. Penutupan pesta olahraga bangsa-bangsa Benua Asia edisi ke-19 itu berlangsung di Stadion Utama Hongzhou, Kompleks Olahraga Olimpiade Hongzhou, Provinsi Zhejiang, China, Minggu (8/10/2023).
Dalam Asian Games 2022 yang baru bisa dilaksanakan tahun ini, Indonesia berada di urutan ke-13 dengan memperoleh 7 emas, 11 perak dan 19 perunggu. Prestasi yang sungguh mengecewakan. Pasalnya pada pelaksanaan Asian Games sebelumnya yang berlangsung di Jakarta dan Palembang, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan mengumpulkan 31 medali emas, 24 perak dan 43 perunggu.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Ya’qub merupakan salah satu pihak yang kecewa dengan prestasi atlet-atlet terbaik tanah air di Asian Games XIX. Pasalnya, kontingen Indonesia gagal mencapai target yang ditetapkan pemerintah yakni meraih 8 hingga 12 medali emas dan finish di posisi 10 besar klasemen.
“Ini menunjukan bahwa bangsa ini tidak boleh lagi serampangan melakukan pembinaan atlet di semua bidang olahraga. Fakta menunjukan, dibanding saat kita menjadi tuan rumah jauh sekali merosotnya,” ujar Rusman Ya’qub kepada awak media di Kantor DPRD Kaltim, Jalan euku Umar, Karang Paci, Samarinda, beberapa waktu lalu (09/10/2023).
Rusman -sapaan akrabnya memberikan gambaran, bulutangkis salah satu cabang olahraga andalan Indonesia yang tidak pernah absen memperoleh medali emas, pada Asian Games ke-19 ini prestasinya menurun. Bahkan tidak memperoleh satu medali pun. Hal ini kata dia, harus menjadi perhatian dalam pembinaan olahraga di Indonesia.
“Paling memprihatinkan kita itu bulutangkis. Sepanjang sejarah penyelenggaraan Asian Games digelar, baru kali ini kita tidak menyumbang medali apa pun. Menurut saya, itu warning bagi Indonesia terhadap pembinaan olahraganya,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Samarinda ini.
Ditegaskan anggota dewan kelahiran Barru, 11 Juni 1969 ini, Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan pengurus cabang olahraga harus melakukan evaluasi dan duduk bersama mencari solusi terbaik.
“Harus ada evaluasi secara menyeluruh dan serius para pemangku olahraga di Republik ini, termasuk pemerintah. Mulai dari KONI sampai pengurus cabang olahraganya, semuanya harus tafakur. Menurut saya, ada sesuatu yang harus kita perbaiki secara mendasar,” tutup Rusman yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Boling Indonesia Kaltim ini. []
Penulis : Guntur Riyadi | Penyunting : Agus P Sarjono