PARLEMENTARIA SAMARINDA – MENYIKAPI kasus bullying yang tengah marak di sekolah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Deni Hakim Anwar mengaku telah mengambil langka-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan mendiskusikan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda guna mencegah terjadinya bullying di bangku sekolah.
“Kami telah berdiskusi dengan Disdikbud Kota Samarinda untuk merancang langkah-langkah pencegahan bullying yang lebih kuat di sekolah,” ungkap Deni Hakim Anwar kepada awak media ditemui di Kantor DPRD Samarinda Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Senin (24/10/2023).
Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda ini menambahkan, pihaknya bersama dengan Disdikbud dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda akan lebih gencar melakukan upaya pencegahan kasus kekerasan di sekolah, terutama bullying.
Menurut dia, salah satu upaya yang paling efektif dalam pencegahan kasus itu adalah dengan memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan sosialisasi anti-bullying di sekolah.
“Karena gadgets dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga saya melihat ini melihatnya sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan pesan anti-bullying,” ungkapnya.
Deni juga mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan peran guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Ia menganggap guru BK sebagai elemen penting dalam membantu siswa mengatasi masalah sosial dan emosional mereka. Selain itu, Deni juga menyoroti pentingnya fasilitas dan layanan yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa.
“Makanya sekolah harus memahami pentingnya memberikan ruang privasi bagi siswa saat mereka membutuhkan bimbingan konseling. Ruang khusus untuk bimbingan konseling akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbicara lebih terbuka tentang masalah mereka,” jelasnya.
Deni menegaskan, Sosialisasi juga harus terus dilakukan di tiap-tiap sekolah. Baik itu negeri maupun swasta, mulai SD, SMP hingga SMA. Bullying disebutnya seperti fenomena gunung es, hanya ada beberapa kasus yang berhasil muncul ke permukaan.
“Anak-anak sekarang kan sudah pegang ponsel, biasanya mereka punya grup WhatsApp. Dari situ saja bisa dilihat banyak bullying secara verbal,” tutur politisi Gerindra ini.
Dia juga berharap, orangtua maupun guru di sekolah dapat bekerjasama untuk melakukan pencegahan. Semua upaya ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung perkembangan karakter positif bagi para siswa di Samarinda.
“Dengan tindakan yang semakin intensif ini, diharapkan kasus bullying di sekolah dapat diminimalkan. Karena bullying secara verbal bisa memicu tindakan yang lebih besar, bahkan tak jarang bisa melukai fisik hingga terjadi pembunuhan, padahal pelaku dan korbannya masih berstatus pelajar,” pungkasnya. []
Penulis : Selamet | Penyunting : Budi Untoro