TANJUNG SELOR – BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) membuat inovasi dalam upaya mitigasi bencana non struktural. Inovasi tersebut dinamai Paman Ben atau Pembelajaran Aman Bencana. Dengan sasaran satuan pendidikan setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri di Kaltara.
“Inovasi perubahan yang kami buat adalah Pembelajaran Aman Bencana di sekolah-sekolah lanjutan tingkat atas di Provinsi Kalimantan Utara, atau yang disingkat dengan Paman Ben,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kaltara Robby Yuridi Hatman saat dihubungi di Kantor BPBD Kaltara Jalan Jelarai Selor, Perum Korpri, Blok B Nomor 9, Tanjung Selor, Jumat (27/10/2023).
Robby mengatakan, tujuan yang diharapkan dari inovasi perubahan ini bersifat internal bagi BPBD Kaltara dan bermanfaat eksternal. Yakni meningkatkan kinerja organsasi dalam hal pelayanan penanggulangan bencana, khususnya di fase pra bencana. Kemudian terwujudnya koordinasi intemsif berkelanjutan dengan stakeholder.
Selain itu juga, terlaksananya sosialisasi program penanggulangan bencana berkelanjutan sebagai upaya mitigasi bencana. “Serta tersedianya modul dan petunjuk teknis untuk mendukung kegiatan pembelajaran aman bencana, baik jangka pendek, menengah dan panjang,” jelasnya.
Sementara manfaat eksternal, khususnya bagi satuan pendidikan SLTA adalah untuk penguatan pada satuan pendidikan dalam penanggulangan bencana. Kemudian meningkatkan pelayanan lembaga pendidikan kepada siswa SLTA di Provinsi Kaltara melalui pembekalan pengetahuan dan keterampilan kebencanaan.
Di samping itu, untuk menguatkan respon satuan pendidikan dan instansi pemerintah yang terkait serta lembaga kemasyarakatan di dalam melakukan mitigasi bencana. Lalu, adanya modul dan petunjuk teknis sebagai pedoman bagi pembelajaran aman bencana di satuan pendidikan tingkat atas.
Manfaat lainnya adalah untuk meningkatkan ketangguhan kesiap-siagaan masyarakat melalui satuan pendidikan dalam menghadapi bencana. Serta untuk menyebarkan pengetahuan keterampilan mitigasi bencana kepada masyarakat melalui siswa yang dapat bertindak sebagai tutornya.
Menurut Robby, dengan terlaksananya Pembelajaran Aman Bencana atau Paman Ben ini akan membangun budaya aman dan budaya tangguh pada satuan pendidikan SLTA.
“Semoga saja kegiatan ini akan dilakukan juga pada tingkatan satuan pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan bahkan pada pendidikan usia dini,” pungkas Robby. []
Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono