PARLEMENTARIA SAMARINDA – Pedagang Kaki Lima (PKL) sering kali digusur, karena keberadaannya sering menempati lokasi terlarang, kadang disebut menambah kesemerawutan, berlawanan dengan penataan kota. PKL sering kali digusur. Padahal, PKL juga bisa jadi pahlawan ekonomi negara, harusnya diberi solusi, bukan dihabisi.
Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Samri Shaputra mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda agar tak selalu menggusur PKL, tapi memberikan alternatif tempat berjualan yang layak, agar keberlangsungan usaha dan mata pencariannya tetap terjaga.
Menurut anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera ini, menyediakan lokasi jualan yang layak adalah tanggung jawab pemerintah. “Pemerintah harus menyediakan solusi, bukan hanya penggusuran,” ujar Samri Shaputra kepada awak media, di Kantor DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Jumat (10/11/2023).
Dalam penanganan PKL, lanjut dia, petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), sebagai kepanjangan tangan Pemkot Samarinda, juga harus santun dan berperikemanusiaan dalam melakukan penertiban, tidak selalu represif. “Tindakan Satpol PP harus mempertimbangkan kondisi pedagang. Pendekatan berperikemanusiaan adalah kunci dalam penertiban,” kata Samri, sapaannya.
Dikatakan Samri, PKL merupakan usaha mikro dengan modal terbatas, sering dari modal dari pinjaman. Tindakan merampas rombong PKL, sama saja dengan mematikan usaha mereka, menambah beban kehidupan mereka, padahal modal dari pinjaman. “Pertimbangan ekonomi sangat penting bagi para pedagang kecil,” lanjut Samri.
Samri berpesan, petugas Satpol PP harus selalu mengedepankan pendekatan berperikemanusiaan, tujuannya juga untuk menjaga citra institusi Satpol PP dan Pemkot Samarinda. Jika tindakannya merugikan pedagang, maka dampaknya juga tidak baik bagi Pemkot Samarinda. “Satpol PP harus memastikan bahwa tindakannya tidak merugikan para pedagang,” tutur Samri.
“Kami berharap Satpol PP dapat menyeimbangkan tugas penertiban dengan mempertimbangkan kondisi para pedagang. Pendekatan yang lebih manusiawi akan menciptakan situasi yang lebih kondusif bagi semua pihak,” ujar Samri Shaputra. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Hadi Purnomo