Jelang Momen Tahunan, Pemerintah Punya Strategi Khusus Tekan Harga Beras

JAKARTA – KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah telah berupaya untuk mempercepat impor beras seberat 600 ribu ton pada awal tahun ini. Besaran tersebut merupakan hasil rencana impor tahun lalu.

“Ada carry over importasi 2023 yang memang masuk di 2024. Itu juga sebagai penambah,” kata Arief kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/01/2024).

Dia mengatakan defisit beras dapat ditutup lewat capaian produksi awal tahun yang berada di kisaran 2 juta ton lebih. Gabungan produksi beras domestik plus tambahan ekspor 600 ribu ton diyakini mampu mengatasi defisit beras pada awal tahun ini.

“Pak presiden juga menyetujui untuk impor beras 2 juta ton dengan syarat harga di tingkat petani tetap terjaga,” ujar Arief.

Pemerintah berupaya mengejar target impor beras 2 juta ton bisa masuk ke dalam negeri sebelum panen raya yang jatuh pada Mei-Juni. “Dari Vietnam, Thailand, Cina dan masuknya kalau bisa sebelum panen raya,” ujar Arief.

Presiden Joko Widodo juga mulai mewaspadai kelangkaan sekaligus kenaikan harga beras dan jagung menjelang bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang berlangsung pada Maret-April mendatang.

Kekhawatiran itu menjadi topik bahasan dalam rapat internal antara Jokowi dan sejumlah pejabat di Istana Kepresidenan. Rapat internal itu dihadiri oleh Menteri Perdagangan (Kemendag) Zulkifli Hasan (Zulhas), Direktur Utama Bulog Budi Waseso, Wakil Menteri Keuangan (Menkeu) Suahasil Nazara, Wakil Menteri Pertanian ( Kementan) Harvick Hasnul Qolbi dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Usai rapat, Zulhas mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi khusus dari jauh hari untuk menekan harga beras dan jagung menjelang momen tahunan tersebut. []

Penulis : Merinda Febrianti | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com