Terulang Lagi, Bocah di Kalteng Disambar Buaya

KOTAWARINGIN BARAT – DIIRINGI isak tangis sanak keluarganya, jasad Muhammad Rahmadi, bocah berusia 10 tahun yang diterkam buaya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah pada Sabtu (10/02/2024) pagi, akhirnya dimakamkan pada malam harinya.

Kesedihan mendalam dirasakan keluarga, terutama ibu korban yang sampai saat ini dikabarkan masih syok atas kejadian yang menimpa putranya tersebut. “Jenazah korban bocah diterkam buaya sudah dimakamkan tadi malam, ibu korban syok atas kejadian itu,” ujar Rian warga sekitar.

Diberitakan sebelumnya, serangan buaya hingga menewaskan bocah kembali terjadi di Kotawaringin Barat. Muhammad Rahmadi, bocah yang masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar (SD) itu disambar buaya di DAS Kumai, Sabtu (10/02/2024).

Pada saat kejadian, Rahmadi ikut ayahnya menjala ikan di Sungai Kumai. Usai menjala, korban dan ayahnya kemudian bersih-bersih di sungai. Tanpa mereka sadari, seekor buaya yang diperkirakan berukuran tiga meter mengintai mereka. Buaya itu kemudian menerkam Rahmadi dan menyeretnya ke dalam sungai.

Tentu saja Siswanto, sang ayah langsung panik. Dia berusaha mengejar buaya, namun pandangannya terhalang karena air sungai yang keruh. Dengan putus asa, Siswanto kemudian melaporkan kejadian tragis itu ke Pos Search And Rescue (SAR) Pangkalan Bun.

 

Pos SAR Pangkalan Bun yang menerima informasi itu sekitar pukul 12:45 WIB langsung menerjukan tim gabungan untuk melakukan pencarian. Tim yang terlibat melakukan pencarian adalah Pos SAR, Kepolisian Sektor (Polsek) Kumai, dan Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Kumai.

Ikut pula melakukan pencarian tim dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Barat (Kobar), Palang Merah Indonesia (PMI) Kobar, keluarga korban dan masyarakat setempat.

Selama lebih kurang tiga jam tim gabungan melakukan penyisiran. Hingga akhirnya sekitar dua kilometer dari titik awal korban disambar buaya, salah satu perahu tim pencarian melihat penampakan seekor buaya yang membawa korban.

Diiringi lantunan shalawat dan takbir, tim berusaha mengalihkan perhatian reptil itu hingga akhirnya melepaskan korban.

Saat dinaikan ke atas perahu tim penyelamat, kondisi bocah berusia 10 tahun itu sudah kaku dan tidak mengenakan pakaian. Sementara buaya yang menerkam korban sempat muncul di lokasi korban ditemukan. Warga melakukan penembakan, tetapi buaya berhasil meloloskan diri.

Koordinator lapangan Basarnas Andi mengatakan, korban ditemukan pada pukul 15.45 Wib, berjarak sekitar dua kilometer dari titik awal korban disambar buaya. Korban lalu dievakuasi menggunakan ambulans, untuk kemudian diserahkan ke pihak keluarga.

 

BUKAN PERTAMA KALI

Serangan buaya terhadap manusia bukan kali ini saja terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Pada akhir November 2023 lalu, seorang bocah asal Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, diterkam buaya saat mandi di Sungai Arut.

Korban yang diketahui berstatus pelajar kelas IV SDN 4 Mendawai Seberang bernama Habil (10) dibawa buaya ke dasar sungai hingga meninggal dunia.

Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu siang (25/11/2023), sekitar pukul 11.00 WIB, ketika warga di Mendawai Seberang RT 05, Pangkalan Bun, digegerkan oleh kabar hilangnya seorang anak 10 tahun akibat serangan buaya saat mandi di Sungai Arut.

Korban bersama teman-temannya tengah mandi di pinggiran sungai tanpa menyadari keberadaan buaya. Buaya tiba-tiba muncul, menyambar korban, dan menyeretnya ke tengah sungai.

Reaksi cepat warga dan aparat gabungan dari Satpolair Polres Kobar, Basarnas, dan BPBD setempat berhasil menangkap buaya muara yang diduga sebagai predator penyerang korban.

 

MERESAHKAN

Belakangan keberadaan buaya juga meresahkan warga Kecamatan Arut Selatan, khususnya di Desa Kumpai Batu Bawah (KKB). Penyebabnya, banjir yang menerjang beberapa wilayah di Kecamatan Arut Selatan, pada Rabu (10/01/2024) lalu.

Usai banjir, warga Desa KBB, Arut Selatan, Kotawaringin Barat (Kobar) diresahkan dengan kemunculan buaya berbagai ukuran di desa mereka. Buaya dari ukuran 1,5 meter sampai 3 meter lebih terpantau warga naik sampai halaman rumah.

Buaya liar ini masuk dari saluran irigasi yang bermuara ke Sungai Arut. Saluran irigasi (kanal) itu membelah permukiman masyarakat setempat. Buaya-buaya yang masuk ke permukiman warga disebut mengintai ternak-ternak warga, bahkan tidak menutup kemungkinan mengintai warga yang lengah.

 

Bukan hanya buaya, banjir juga mengundang ular phyton yang mencari mangsa ternak warga baik ayam maupun itik. Hingga saat ini, ternak warga yang disantap ular jumlahnya sudah tidak terhitung.

Salah satu warga setempat Pambudi, mengatakan buaya yang masuk ke permukiman diduga berasal dari Suaka Margasatwa (SM) Lamandau yang berada di seberang desa mereka. SM Lamandau memang dikenal merupakan habitat buaya.

“Warga kaget, saat keluar rumah ada buaya di depan rumah mereka, ada beberapa ekor buaya berbagai ukuran yang sudah terlihat naik ke halaman-halaman rumah warga yang rata-rata sudah ditimbun dengan tanah,” ujarnya ditemui pada Sabtu (06/02/2024) lalu.

Kepala Desa Kumpai Batu Bawah Bambang Silihwarno turut membenarkan keterangan warganya itu. Bahkan menurutnya buaya berukuran besar kepergok warga naik ke atas dan berjemur di samping kanal.

Kemudian lanjutnya, saat kepergok buaya langsung turun ke kanal dan menghilang. Dia pun mengakui, keberadaan buaya-buaya tersebut sangat meresahkan, karena tepi kanal merupakan jalan untuk akses masyarakat menuju kebun dan pertanian mereka.

Bambang berharap, agar warga berhati-hati melintas di patok 25 kanal irigasi, karena buaya berukuran besar kerap bersembunyi mengintai mangsanya. “Sudah saya koordinasikan dengan BKSDA, pengen saya mereka turun dan melakukan pengawasan dan pemantauan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala SKW II Pangkalan Bun BKSDA Kalteng Dendi Setiadi mengatakan, banjir membuat buaya masuk hingga permukiman masyarakat di Desa Kumpai Batu Bawah, dan mereka sudah memberikan imbauan agar masyarakat waspada terhadap serangan buaya saat air dalam.

“Banjir, kemarin ada buaya naik ke atas, anggota sudah kasih imbauan kepada masyarakat untuk hati-hati karena dekat sungai besar,” katanya. []

Penulis | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com