Sistem Perdagangan Kurang Strategis, Penyebab Krisis Pangan

KUTAI KARTANEGARA – SISTEM Perdagangan yang dinilai belum strategis, menjadi penyebab terjadinya krisis pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kukar Ananias mengatakan, produksi beras di Kukar sangat melimpah, namun sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Dikarenakan sebesar 45 persen pasokan pangan distribusikan ke beberapa kawasan di Kaltim.

“Kita kan menyuplai 45 persen untuk pangan kaltim, petani kita produksinya itu melimpah hanya saja kita menopang tiga kota besar yakni Balikpapan, Bontang, dan Samarinda,” tuturnya kepada beritaborneo.com, Sabtu (24/02/2024).

Ananias menyampaikan alur niaga di Kukar cukup rumit dan tidak ada sistem satu pintu, serta pengawasan. Sehingga transaksi barang dilakukan dengan leluasa baik keluar ataupun masuk, menciptakan seolah – olah petani di Kukar tidak bisa memenuhi kebutuhan lokal.

“Proses distribusinya yang memang belum bisa di kendalikan atau intervensi terlalu jauh, jadi wajar belum bisa penuhi permintaan lokal,” ujarnya.

Hal tersebut memicu kompetitor luar daerah terus tumbuh untuk mengisi kebutuhan pangan di Kukar, seperti beras sulawesi dan lain sebagainya. “Kita malah milih beras dari Sulawesi dengan harga yang lebih murah,” tutupnya. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono