TENGGARONG – HAMPIR empat tahun vakum dari kegiatan operasional, akhirnya Planetarium Jagad Raya Tenggarong kembali dibuka tepat di awal tahun 2024 lalu.
Dua bulan lebih dibuka, planetarium ternyata masih punya peminat tersendiri. Hal ini dibuktikan dari banyaknya kunjungan yang melebihi 500 orang setiap akhir pekan. Angka ini dinilai sangat meningkat dari sebelum planetarium ditutup sementara pada saat pandemi.
Saat ini, dalam satu kali sesi penayangan, ada 85 kursi yang disediakan. Dalam sehari bisa mencapai tujuh hingga delapan kali penayangan film.
Harga tiket masuk ke wisata edukasi yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ini dibanderol dengan harga yang tergolong murah, yakni untuk anak-anak Rp10 ribu, sedangkan dewasa seharga Rp15 ribu per orang.
Wedy Handoko, operator Planetarium Jagad Raya Tenggarong menyebutkan, ada beberapa alat baru yang dioperasikan pada tahun 2024 ini.
“Kami menyediakan proyektor baru untuk penayangan. Alat ini diproduksi di Amerika Serikat, kalau dulu masih yang produksi Jerman,” jelasnya ketika ditemui sebelum pemutaran film, Kamis (07/03/2024) siang.
Wedy menjelaskan, tayangan film yang diputar tahun ini tidak jauh berbeda dengan tayangan sebelum ditutup pada 2020 lalu. Ia menyebutkan, tayangan film ini berkenaan dengan astronomi, yakni terdiri atas dua film dengan subtitle Bahasa Indonesia, dan empat film versi Bahasa Inggris yang belum diterjemahkan.
“Kalau judul film yang diproduksi oleh Indonesia judulnya Sama-sama Belajar Tentang Gerhana (Samagaha), kalau film luar yang sudah diterjemahkan salah satu judulnya adalah Beyond The Sun. Sedangkan untuk judul yang belum diterjemahkan berupa film pendek adalah Journey to the Center of the Milky Way dan Losing the Dark,” tutur Wedy menjelaskan film yang ditayangkan pada hari itu.
“Di masa depan memang ada rencana menambahkan film. Nantinya Dinas Pariwisata akan merekomendasikan film, kemudian dari pihak planetarium akan menyeleksi film. Untuk saat ini masih diusahakan, sebab membeli film juga memerlukan harga yang tinggi, apalagi ini kan format penayangannya dome,” tukasnya lebih lanjut.
Planetarium yang terletak di Jalan Diponegoro, Panji, Kec. Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara ini dibuka untuk umum setiap hari, kecuali hari Jumat. Diketahui bahwa hari Jumat merupakan hari bagi operator planetarium ini untuk melakukan pengecekan dan perawatan alat, serta membersihkan keseluruhan ruangan yang ada di planetarium.
Baru berjalan lebih dari dua bulan di tahun 2024 ini, Wedy berharap dengan adanya planetarium dan tayangan film yang diputar ini akan melahirkan astronom-astronom muda yang termotivasi untuk berkarya di kancah nasional.
“Karena film yang ditayangkan lebih banyak film edukasi astronomi, semoga lahir astronom-astronom muda dari Kota Tenggarong. Selama ini kan kita masih minim tenaga astronomi, jadi dengan adanya planetarium ini bisa memotivasi mereka untuk lebih menekuni bidang astronomi,” tutupnya. []
Penulis: Nistia Endah Juniar Prawita | Penyunting: Agus P Sarjono