TENGGARONG – TINGKAT konsumsi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terkhususnya daging konsumsi, diperoyeksikan akan mengalami peningkatan pada bulan Ramadhan 1445 H.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar berupaya menjaga kualitas dengan memerhatikan kesehatan hewan ternak, yakni Sapi. Hal tersebut dilakukan dengan pengambilan sampel darah untuk mendeteksi adanya indikasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus yang akan menyerang khusunya hewan berkuku belah atau genap.
Dokter Hewan Distanak Kukar dr Gunawan mengatakan, saat ini sudah mengantongi 100 sampel darah sapi ternak dari beberapa wilayah, yakni Sebulu, Muara Kaman, Tenggarong, Tenggarong Seberang, danLloa Kulu.
“Pengambilan sampel tersebut permintaan dari Distanak Provinsi dan Kukar menjadi lokusnya,” ucap dr Gunawan kepada beritaborneo.com saat dihubungi di Tenggarong, Sabtu (09/03/2024).
Pengambilan sampel dimaksudkan untuk melihat titer antibodi pada sapi yang muncul ketika terdapat serangan dari virus PMK. Sapi yang diambil sampel darahnya, rata-rata sudah mendapatkan vaksin virus yang ketiga atau booster pertama.
Perlu diketahui, PMK sebetulnya tidak menular, terutama ke manusia. Sehingga daging dan susunya masih aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, dalam mengolah untuk dikonsumsi harus dilakukan dengan benar untuk mematikan virus tersebut.
Dengan demikian bisa meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Namun saat ini belum ada temuan kasus akibat konsumsi daging yang terinfeksi PMK serta belum ada pembedaan yang menjadi indikasi daging secara fisik.
dr Gunawan menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dalam mengkonsumsi daging dengan memerhatikan pengolahannya. Daging tidak perlu dicuci namun bisa dengan merebus selama 30 menit. Jika daging tidak langsung dimasak, bisa menyimpannya pada freezer dengan suhu dingin dan jangan keluarkan daging dari kemasannya.[]
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono