SAMARINDA – RIBUAN warga Kota Samarinda ikut menyemut menyaksikan arak-arakan Ogoh-ogoh yang digelar Pure Jagad Hita Karana, Samarinda menyambut Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946/2024.
Tak hanya umat Hindu, masyarakat lintas agama dan etnis juga begitu antusias menunggu Wali Kota Andi Harun mengibarkan bendera tanda dimulainya pawai Ogoh-ogoh di Halaman Pure Jagad Hita Karana Jalan Sentosa Samarinda, Minggu (10/3/2024).
Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi masyarakat Bali dalam rangka menyambut perayaan Hari Suci Nyepi. Tradisi ogoh-ogoh yang diselenggarakan sebelum perayaan Nyepi ini mengandung makna mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama.
Selain itu, ogoh-ogoh merupakan karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan. Hal tersebut menggambarkan Kota Samarinda yang terkenal dengan keberagaman masyarakatnya, baik etnis, budaya maupun bahasanya. Keragaman itu pula yang menjadi aset dan keunggulan bagi Kota Tepian yang diwujudkan dengan kebersamaan dalam membangun kota.
Seperti disampaikan Wali Kota Samarinda Andi Harun saat menghadiri dan melepas arak-arakan ritual budaya keagamaan bagian dari perayaan Umat Hindu sebelum Hari Raya Nyepi yang disebut Ogoh-Ogoh di Halaman Pure Jagad Hita Karana Jalan Sentosa Samarinda, Minggu (10/3/2024).
“Samarinda adalah contoh keharmonisan dari beragam etnis, agama dan budaya,” ujar Andi Harun dalam sambutannya pada acara yang mengusung tema “Keharnonisan Untuk Indonesia Semakin Maju” itu.
Wali kota Andi Harun merasa bangga terhadap masyarakat Samarinda sebagai pusat peradaban atas keragaman yang bersatu. Dia juga menyoroti pentingnya keragaman dalam membangun Indonesia yang maju dan berbudaya.
Acara arak-arakan Ogoh Ogoh ini menyedot ribuan masyarakat yang turut menyaksikan peserta yang membawa Ogoh-Ogoh dengan memasukan balutan kombinasi budaya lokal.
“Kegiatan ini merupakan momentum penting bagi masyarakat Samarinda untuk semakin mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan toleransi antar umat beragama,” kata Andi Harun.
Di sisi lain lanjut dia, arak-arakan Ogoh-Ogoh ini juga menjadi daya tarik wisata dan memperkaya khasanah budaya. “Dengan demikian perayaan ini bukan hanya menjadi perayaan keagamaan tetapi juga menjadi wujud dari kebersamaan dan tolenransi antar umat beragama di tengah-tengah masyarakat Samarinda,” tuturnya. []
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Agus P Sarjono