PARLEMENTARIA SAMARINDA – DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda mengusulkan wacana program angkut sampah langsung dari rumah warga. Usulan ini bermula dari masyarakat yang tidak bisa menerapkan jam buang sampah sesuai waktu yang telah ditentukan.
Usulan itu ternyata disambut baik anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Anhar SK. Meski belum disampaikan ke DPRD, tetapi menurutnya usulan tersebut perlu untuk segera direalisasikan.
“Tidak usah disampaikan perencanaannya, eksekusi saja langsung. Apa yang menurut mereka bagus, langsung saja dikerjakan. Jangan cuma retorika saja, harus realita,” ujar Anhar, sapaan akrabnya kepada awak media di kantor DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Senin (18/03/2024).
Bahkan Anhar menegaskan, pihaknya menunggu gagasan itu segera direalisasikan, agar dampaknya terkait kebersihan di Kota Samarinda dapat terlihat.
“Ngomong sana sini, terakhir tidak ada realisasinya. Kasih tahu saja Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda jangan terlalu banyak retorika, laksanakan saja ide, konsep, gagasan itu diaktualisasikan, jangan diretorikakan saja,” kata Anhar.
Selain itu, dia juga mengingatkan DLH Samarinda sebagai pihak eksekutif yang berwenang melaksanakan. Sedangkan DPRD sebagai legislator yang tugasnya membuat peraturan daerah, penganggaran, dan pengawasan.
“Mereka itu eksekutor, bukan legislator. Kalau di lembaga ini tugasnya banyak ngomong, kalau eksekutif itu kerjanya melaksanakan dan merancang. Anggaran semua sudah kita setujui terus kenapa banyak bicara saja itu Kepala DLH,” tegas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) ini.
Ia melanjutkan, pembangunan di tengah Kota Samarinda sudah mulai baik. Karena itu menurutnya, apa bila ada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tidak mampu meningkatkan kinerjanya, itu akan memperlambat pembangunan. Maka sudah sewajarnya jika kepala dinasnya diganti.
“Perencanaan banyak tapi tidak bisa eksekusi. Sudahlah, kalau Kepala DLH tidak mampu menata sampah dan lingkungan, suruh mundur saja dia. Itu lebih baik, atau taruh dia di Dinas Sosial kah di mana kah atau di pemadam kebakaran,” tutup pria kelahiran Palu, 12 Juli 1973 ini. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono