SAMARINDA – PENJABAT (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menegaskan, kinerjanya dalam menjalankan roda pemerintahan di Kaltim selalu dievaluasi setiap tiga bulan sekali oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Demikian disampaikan Pj Gubernur Akmal Malik saat dikonfirmasi awak media menanggapi surat yang dikirim Forum Silaturahmi Tokoh Masyarakat Kaltim (FSTMK) kepada Presiden RI Joko Widodo yang meminta agar mengganti Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Kaltim.
“Soal kirim surat ke presiden, ya ngga ada masalah. Pertiga bulan sekali, kinerja saya selalu dievaluasi oleh Kemendagri. Tanggal 2 Januari kemarin, sudah dievaluasi. Tanggal 4 April nanti, saya dievaluasi lagi. Jadi, yang ingin ngirim surat ke menteri atau presiden, monggo,” katanya ditemui awak media di Samarinda, Sabtu (23/03/2024).
Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri ini menilai, langkah yang ditempuh FSTMK merupakan suara demokrasi.
“Terpenting, saya berusaha bekerja sebaik-baiknya untuk masyarakat Kaltim, dan tidak merasa terganggu dengan kritikan. Karena bagi saya, kritik merupakan sebuah demokrasi yang bagus bagi kita semua,” imbuh dia.
Akmal Malik mengatakan, setiap pemimpin pasti punya ciri khas maupun gaya masing-masing. Apalagi terkait rotasi yang terjadi di setiap daerah.
“Rotasi itu merupakan hal yang biasa. Setiap pemimpin, pasti punya style tersendiri. Kebetulan style saya ingin cepat. Makanya saya ingin yang bisa beriringan dengan saya. Lagipula, saya kan tidak menon-jobkan siapapun,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, rotasi itu ibarat menyanyi. Ada nada bass yang terlalu tinggi atau treble yang terlalu kencang harus disesuaikan dulu, agar menghasilkan suara penyanyi menjadi bagus.
Sebelumnya, Akmal Malik mendapat kritikan dari FSTMK terkait kebijakan-kebijakannya yang dinilai tidak pro rakyat. Termasuk juga berkaitan dengan mutasi serta rotasi jabatan di ruang lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.
Adapun FSTMK juga menganggap, karena Pj Gubernur ini tidak dipilih langsung oleh rakyat, hal ini membuatnya kurang peka terhadap isu-isu maupun persoalan-persoalan mendasar yang menyangkut hajat hidup orang banyak. []
Penulis: Rangga Satria | Penyunting: Agus P Sarjono