KUTAI KARTANEGARA – Keinginan kuat menjadi lumbung pangan untuk provinsi Kalimantan Timur dan Ibu Kota Nusantara (IKN), membuat Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara di bawah kepemimpinan Bupati Edi Damansyah dan Wakil Bupati Rendi Solihin terus bergerak mewujudkannya dengan meluncurkan program-program pendukungnya. Salah satunya adalah membangun Kawasan Pertanian Terintegrasi (KPT).
Kutai Kartanegara dengan luas wilayah mencapai 23.601,91 km², bukan menjadi masalah untuk menyiapkan lahan untuk kepentingan program Kawasan Pertanian Terintegrasi. Kawasan itu tersedia di beberapa desa, dengan fokus pada tiga desa Cipari Makmur, Sumber Sari, dan Karang Tunggal.
Seperti diketahui kabupaten Kukar terdiri dari 18 kecamatan, 44 kelurahan, dan 193 desa. Menurut data tahun 2020 jumlah penduduk di kabupaten itu sebesar 734.485 jiwa. Pelaksana Tugas (Plt). Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar, Vanesa Vilna, mengungkapkan bahwa tahun 2024 ini akan menjadi titik balik dalam memastikan ketersediaan dan status lahan untuk proyek KPT.
“Kami sedang menunggu kepastian status lahan. Setelah diserahkan ke desa, kami akan mengalokasikan anggaran untuk landscape,” ujar Vanesa pada saat diwawancarai, Minggu (21/04/2024). Menurutnya, alokasi anggaran untuk landscape KPT telah direncanakan dalam APBD-P 2024 dan pembangunan akan dilaksanakan pada APBD murni 2025.
Vanesa menambahkan, Karena waktu pengerjaan pada APBD-P sangat terbatas, kami memprioritaskan pembangunan pada anggaran murni. Pembangunan infrastruktur pertanian ini merupakan bagian dari program strategis daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2022-2026.
Dengan langkah strategis ini, Pemkab Kukar berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pertanian yang lebih terorganisir dan efisien. “KPT di Kutai Kartanegara, bukan hanya mimpi, tapi langkah nyata menuju masa depan yang lebih cerah bagi pertanian di Kalimantan Timur,” pungkasnya. []
Redaksi08/adv