SAMARINDA – ESKALASI politik menuju kursi orang nomor satu di Kota Samarinda periode 2024-2029 kian menghangat. Dinamika politik di ibu kota Kalimantan Timur (Kaltim) itu semakin dinamis dengan munculnya sejumlah nama yang diprediksi akan meramaikan bursa Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Samarinda.
Salah satu sosok yang mulai menyita perhatian publik adalah Nidya Listiyono. Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu telah mengambil formulir pendaftaran sebagai calon Wali Kota Samarinda di berbagai partai politik.
Nidya yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim telah menyatakan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan kepala daerah tahun ini kepada awak media usai mengelar Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) di Jalan Wijaya Kusuma, Samarinda, Kamis (09/05/2024).
“Dari Golkar kami maju. Kami juga telah mengambil formulir di sejumlah partai dan telah mengembalikan ke PKB, PPP, PAN, PDIP, Nasdem, Demokrat, Golkar dan PKS,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Samarinda ini.
Namun dia mengaku masih belum mau mendeklarasikan karena memerlukan pertimbangan matang mengenai berbagai aspek terkait pasangan dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) termasuk dukungan partai politik (parpol).
“Kami masih menimbang, harus berpasangan dengan siapa. Jadi kami tetap maju sebagai calon wali kota dam melihat mekanismenya, akan berpasangan dengan siapa,” ujar Nidya.
Diungkapkan Nidya, Partai Golkar masih membutuhkan satu kursi untuk dapat mengusung pasangan calon sendiri. Karena syarat minimal adalah sembilan kursi untuk dapat mengajukan calon. Karena itu Golkar membutuhkan koalisi, salah satunya akan melanjutkan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kami akan berkoalisi karena Golkar hanya delapan kursi kurang satu kursi. Minimal Koalisi Indonesia Maju bisa kami lanjutkan di sini, namun kami tetap akan merangkul seluruh partai,” ungkap Nidya.
Ditanya bila Partai Golkar akan berkoalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) seperti KIM di tingkat nasional, namun dirinya ditempatkan di posisi calon wakil wali kota, Nidya menegaskan dirinya sangat bersedia, jika memang itu adalah keputusan partai.
“Saya tunduk dan patuh terhadap perintah partai. Kalau memang partai mengamanahkan saya, misalnya berpasangan dengan calon dari Gerindra dan saya di posisi wakil wali kota, saya siap secara pribadi kalau itu perintah partai,” tutup Nidya. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono