PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran akan menggelar pertemuan akbar lintas sektor untuk membahas dan mengkaji secara menyeluruh isu-isu strategis risiko bencana alam, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), hingga isu nasional terkait stunting.
“Bapak Gubernur Sugianto Sabran menginisiasi pertemuan akbar tersebut, sebagai wahana penyampaian pokok-pokok pikiran beliau serta mengajak berdiskusi terkait masalah bencana alam khususnya karhutla, banjir, hingga stunting,” kata Sekda Kalteng Nuryakin di Palangka Raya, Jumat.
Pertemuan akbar lintas sektor se-Kalteng tersebut akan digelar pada Senin (20/05/2024) bertempat di Gor Indoor KM5 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya. Unsur yang diundang mencakup hampir semua unsur elemen pemerintahan, legislatif, yudikatif, Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri), lembaga-lembaga vertikal lainnya, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, lembaga-lembaga adat, institusi pendidikan, maupun perangkat desa se-Kalteng.
“Termasuk Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) se-Kalteng,” katanya. Babinsa dan Bhabinkabtimas merupakan salah satu garda terdepan di tingkat desa dalam penanganan bencana. Oleh karenanya, kata dia, kehadiran mereka juga sangatlah penting.
Nuryakin menyampaikan kehadiran ribuan elemen atau unsur yang diundang sebagai bentuk komitmen dan kontribusi bersama dalam membangun Kalteng. Momentum pertemuan akbar tersebut, lanjut dia, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk memberi sumbangsih pemikiran dan masukan-masukan konstruktif, khususnya persoalan bencana alam dan stunting.
“Pada setiap kesempatan gubernur selalu menekankan pentingnya keseriusan dalam penanganan karhutla, banjir, dan stunting. Perlu dibangun kesepahaman yang solid, agar langkah dan upaya menangani hal tersebut memiliki langkah dan spirit yang sama,” katanya.
Pihaknya menjabarkan gubernur melaksanakan pertemuan akbar lintas sektor usai mencermati risiko bencana alam khususnya banjir dan karhutla, serta pentingnya keseriusan dalam penanganan stunting.
Adapun perkembangan hasil penanganan stunting di Kalteng saat ini yakni prevalensi stunting mampu diturunkan secara signifikan. Pada 2020 prevalansi stunting Kalteng sebesar 32,30 persen dan terkini pada 2023 turun menjadi 23,5 persen.
“SDM Kalteng ke depan harus unggul dan tangguh untuk meraih peluang masa depan. Maka semua pemangku kepentingan harus memiliki komitmen kuat dalam penanganan stunting,” jelasnya. Sama halnya dengan masalah bencana, baik karhutla maupun banjir yang berkaitan hajat hidup masyarakat, maka suatu keniscayaan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Kalteng berupaya maksimal selalu hadir, peka, dan memiliki pemikiran solutif dalam mengatasi dan menanganinya. []
Redaksi08