BALIKPAPAN – Relokasi ibu kota dari Jakarta ke Nusantara, Kalimantan Timur, berdampak positif terhadap sektor properti, terutama hunian. Kendati pembangunan ibu kota nusantara (IKN) masih berlangsung dan belum menampakkan wujud sebuah kota, namun permintaan akan hunian terus berdatangan. Seperti yang dialami PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Pengembang yang dirintis oleh begawan properti, mendiang Ciputra, ini mendulang dampak positif dari relokasi IKN.
Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, unit-unit siap huni Citra City Balikpapan telah dipesan oleh Kementerian/Lembaga untuk mendukung kinerja mereka selama bertugas di IKN. Fenomena serupa juga dirasakan Agung Podomoro Group (APG). Seluruh unit-unit residensialnya di Borneo Bay Residence yang berada dalam kompleks Borneo Bay City telah terjual hampir 100 persen.
Per Kuartal III-2023, Kalimantan Timur mencatatkan pertumbuhan 5,29 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Kinerja tersebut bahkan lebih tinggi di atas pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 4,94 persen yoy. Tentu saja indikator-indikator tersebut memberi angin segar bagi Balikpapan, dan juga kota lainnya di Kalimantan Timur seperti Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Tenggarong, dan Sangatta.
Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief mengatakan, Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan memang menunjukkan tren positif dalam perkembangan sektor properti. “Tentu saja hal ini seiring dengan semakin jelasnya progres pembangunan IKN dan perpindahan bertahap lembaga negara beserta Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya,” ujar Arief kepada Wartawan, Jumat (27/01/2024).
Perubahan ini bisa dirasakan ketika pra-relokasi IKN, permintaan lebih didorong oleh pertumbuhan populasi secara organik dan aktivitas bisnis terkait minyak dan gas, atau pertambangan batu bara. Sementara pasca-relokasi, pertumbuhan permintaan mengalami kenaikan dengan semakin tingginya mobilisasi tenaga kerja maupun aktivitas bisnis terkait konstruksi proyek IKN.
Menurut Arief, dua kota Balikpapan dan Samarinda sama-sama menunjukkan perkembangan positif. Namun Balikpapan mengalami pertumbuhan lebih baik. Kota ini diincar oleh investor dan konsumen dari sejumlah kota di sekitar Kalimantan, dan juga dari luar pulau.
“Mereka yang berasal dari Pulau Jawa seperti jakarta, Surabaya, dan Makassar juga terlihat makin massif tertarik membeli hunian di kota ini,” imbuh Arief. Adapun harga rumah yang diincar berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Sementara untuk harga apartemen di bawah Rp 1 miliar.
Komersial mengalami lonjakan kunjungan
Sementara itu, permintaan di pasar sewa juga mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan oleh mulai melonjaknya kunjungan pekerja atau mereka dengan mobilitas periodik antar kota. “Misalnya pekerja, manajer, atau investor yang ulang alik Jakarta-Balikpapan,” cetus Arief.
Sedangkan untuk sektor komersial, seperti pusat perbelanjaan, lagi-lagi Balikpapan menuai dampak positif berupa kenaikan traffic. Hal ini berbanding terbalik dengan penyewaan perkantoran konvensional yang sama sekali belum ada pergerakan signifikan. “Namun pada sektor office service atau co-working, selama tahun 2023 mulai terjadi peningkatan permintaan,” tuntas Arief. []
Redaksi08