Baru 6 SMP Raih Adiwiyata, Disdikbud Kukar Targetkan Seluruh Sekolah

TENGGARONG – BARU sekitar enam Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapatkan Penghargaan Adiwiyata tingkat kabupaten dan provinsi.

Karena itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar ajak 152 sekolah lainnya dapat menerapkan prinsip Reduce-Reuse-Recycle (3R) pengelolaan sampah sehingga dapat mencapai salah satu komponen Sekolah Adiwiyata.

Program Sekolah Adiwiyata sendiri merupakan kepedulian sekolah terhadap lingkungan dan mempunyai program nyata guna menggabungkan pelestarian lingkungan dengan kegiatan belajarnya.

Tujuan program Sekolah Adiwiyata ini adalah untuk membangun kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat yang nyaman bagi warga sekolah dan sebagai salah satu upaya dalam penyelamatan lingkungan sekolah.

Terdapat beberapa aspek yang harus dipenuhi sekolah untuk menyandang predikat Adiwiyata, yakni Konservasi Air, Sanitasi bersih, Konservasi Energi, Pengelolaan Sampah 3R, Penanaman serta Pemeliharaan Pohon dan Inovasi.

Kepala Seksi (Kasi) Penjamin Mutu Kelembagaan SMP Disdikbud Kukar Emy Rosana Saleh mengungkapkan, pihaknya menargetkan seluruh SMP di Kukar mendapat predikat Sekolah Adiwiyata.

“Namun itu goal terakhir, tapi tujuan kami saat ini adalah proses menuju ke sana. Misalnya melalui pembiasaan hidup sehat, pembiasaan pengelolaan lingkungan yang bersih, itu yang kita inginkan,” ucap Emy kepada beritaborneo.com di Hotel Grand Fatma, Tenggarong, Kamis (11/07/2024).

Dia menuturkan, sejak 2020 hingga saat ini, baru enam sekolah SMP yang secara konsisten mampu menerapkan enam aspek Adiwiyata secara penuh. Serta tiga diantarannya telah menghasilkan produk inovasi dari penerapan prinsip 3R, yaitu SMP Negeri 4 Muara Badak, SMP Negeri 6 Loa Kulu, dan SMP Negeri 6 Loa Janan.

Emy berharap kepada 152 sekolah SMP lainnya dapat belajar serta meniru keberhasilan enam sekolah yang sudah berpredikat Adiwiyata.

“Kami menekankan bukan kepada hasilnya, tetapi proses sekolah dalam mengubah pola kebiasan siswa dalam menjaga lingkungan sekolah. Serta mampu memberikan pengajaran dalam pengelolaan barang bekas melalui prinsip 3R, sehingga barang bekas tersebut dapat digunakan kembali bahkan bernilai ekonomis,” pungkas Emy. []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com