Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
PARLEMENTARIA SAMARINDA – MERESPONS kemacetan baru di kawasan Simpang Tiga Planet Swalayan, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda kemudian memasang barrier untuk menghindari penumpukan kendaraan.
Dengan adanya barrier itu, warga dari Jalan KH Samanhudi terpaksa harus langsung berbelok ke kiri dan tidak bisa mengambil jalur lurus ke Jalan S Parman, begitu pula warga yang dari arah Jalan Gatot Subroto tidak dapat berbelok kanan ke Jalan tembus KH Samanhudi sehingga harus belok ke kiri arah Jalan S Parman.
Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Angkasa Jaya Djoerani menilai, dengan dibukanya kembali Jalan tembus dari Jalan S Parman menuju Jalan KH Samanhudi, dapat mengurangi jarak tempuh yang biasanya harus memutar melalui Jalan Remaja. Namun dampaknya, timbul kemacetan baru di kawasan Simpang Tiga Planet Swalayan, Jalan Gatot Subroto.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) ini kemudian mengusulkan agar Dishub Samarinda menerapkan jalan untuk digunakan satu jalur. Penerapan jalan satu jalur itu menurut dia lebih efektif dalam mengurai kemacetan, tapi konsekunsinya kendaraan putar baliknya jauh.
“Kalau menurut saya ada rekayasa yang tidak menimbulkan efek tidak macet tetapi resikonya mutar jauh, jadi dipakai satu arah sehingga tidak ada kemacetan tetapi kalau masih dua arah itu pasti macet,” kata Jaya kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya, Lantai 4 Kantor DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Jumat (19/07/2024).
Dia mengungkapkan, pemasangan barrier itu hanya memindahkan kemacetan pada kawasan yang lain sehingga tidak menghilangkan kemacetan. Karena itu, harus ada alternatif lain untuk menghindari kemacetan di sana, selain dengan pemasangan barrier.
“Ini buah simalakama. Dengan dipasangnya atau tidak barrier, punya resiko yang sama. Tinggal sekarang, apakah lebih baik memindahkan macetnya atau tetap macet di simpang tiga itu,” tutup wakil rakyat kelahiran Balikpapan, 06 November 1961 ini. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono
